Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 32 sukarelawan organisasi kegawatdaruratan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia diberangkatkan menuju Gaza, Palestina, untuk program pembangunan tahap II Rumah Sakit Indonesia (RSI) di kawasan yang dilanda konflik itu.Tim ini sudah menunggu setahun, hingga akhirnya setelah kami bertemu Menlu dan jajarannya, maka hasilnya adalah tim bisa berangkat
"Tim pertama sudah diberangkatkan pada Jumat (23/2) malam, sedangkan tim kedua berangkat pada Sabtu ini," kata Presidium MER-C, dr Sarbini Abdul Murad kepada Antara di Jakarta, Sabtu pagi.
Ia menjelaskan bahwa tim pertama setelah dilepas Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Balai Kota, pada Jumat malam, terdiri atas enam orang, yakni Site Manager RSI di Gaza tahap I, Ir Edy Wahyudi Darta, bersama Tata Lukita Sudrajat, Hidayattullah Hissam Damiri, Nasrullah Saukani Johdi, Osamah Dakam Mansur, dan Luthfi Paimin Mualim.
Sedangkan pada Sabtu siang, pukul 11.00 WIB menyusul 26 sukarelawan lainnya, sehingga total untuk pembangunan tahap II RSI di Gaza sebanyak 32 orang.
Ikut bersama tim itu adalah Presidium MER-C, Ir Faried Thalib dan dr Arief Rachman, SpRad, Ketua Divisi Kontruksi MER-C, Ir Idrus Muhamad Alatas, MSc, arsitek perancang bangunan RSI Gaza, Ir Rizal Syarifuddin.
Menurut Sarbini Abdul Murad --dokter Indonesia pertama yang berhasil masuk ke garis terdepan Gaza saat konflik Palestina-Israel pada 2008-2009 itu-- untuk pembangunan tahap II RSI di Gaza, sukarelawan dari Divisi Konstruksi MER-C itu diperkirakan akan tinggal selama setahun.
Ia menjelaskan para sukarelawan yang diberangkatkan itu, sebagian besar merupakan alumni pembangunan tahap pertama, yang komitmen dan keahliannya sudah terbukti dan teruji dengan berdirinya RSI di Gaza yang ada saat ini.
Keberangkatan tim sukarelawan ke Gaza, kata dia, dimungkinkan setelah didapatnya izin masuk Mesir dan Gaza yang diterima oleh MER-C dari pemerintah Mesir dan otoritas setempat di Gaza.
Ia menyebut bantuan Menlu RI, Retno Marsudi dan jajarannya di Kemenlu sebagai hal yang sangat penting bagi berhasil masuknya tim sukarelawan MER-C ke Gaza, melalui pintu Rafah di perbatasan Mesir dan Gaza.
"Tim ini sudah menunggu setahun, hingga akhirnya setelah kami bertemu Menlu dan jajarannya, maka hasilnya adalah tim bisa berangkat," katanya.
Karena itu, pihaknya memberikan apresiasi dan menyampaikan terima kasih atas peran Menlu dan jajarannya, yang membantu proses bagi masuknya tim sukarelawan untuk bisa berangkat.
"Mohon doa semua rakyat Indonesia agar perjalanan tim dari Indonesia menuju Kairo, Mesir hingga masuk Gaza berjalan lancar untuk misi kemanusiaan membangun rumah sakit tahap II ini," katanya.
Ia menambahkan bahwa anggaran untuk pembangunan tahap II RSI di Gaza, yang berasal dari sumbangan rakyat Indonesia itu, mencapai kisaran Rp75 miliar hingga Rp80 miliar.
Pada Selasa (16/1), Presidium MER-C Indonesia dr Sarbini Abdul Murad, didampingi Manajer Operasional MER-C Rima Manzanaris dan surelawan senior MER-C, Luly Larissa Agiel, bertemu Menlu Retno Marsudi di ruang kerjanya di Pejambon, didampingi Direktur Timur Tengah Kemenlu Sunarko dan Staf Ahli Bidang Hubungan Antarlembaga Menlu Ronny P Yuliantoro.
Selain melaporkan perkembangan pembangunan Rumah Sakit Persahabatan Indonesia-Myanmar yang digagas bersama MER-C, Palang Merah Indonesia (PMI) dan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) dengan dukungan pemerintah Indonesia, Sarbini Abdul Murad juga menyampaikan langsung kepada Menlu mengenai kendala masuknya tim MER-C untuk masuk ke Gaza guna pembangunan tahap II.
Menlu dalam kesempatan itu langsung menyatakan akan membantu. "Kebetulan saya sahabat dekat Menlu Mesir (Sameh Shoukry-red), untuk Palestina, kami selalu siap membantu," kata Retno Marsudi.
Pembangun RSI di Gaza berawal dari misi tim bantuan kemanusiaan Indonesia yang membawa bantuan obat-obatan dari pemerintah dan rakyat Indonesia untuk warga Gaza, Palestina, akhir 2008 hingga awal 2009, di mana saat itu sedang terjadi perang 22 hari Palestina dengan zionis Israel.
Ketika itu misi dipimpin dr Rustam S Pakaya, MPH yang saat itu menjabat Kepala Pengendalian Krisis (PPK) Departemen (Kementerian) Kesehatan dan Direktur Urusan Timur Tengah Departemen Luar Negeri Aidil Chandra Salim.
Dalam perkembangannya, kemudian MER-C menggalang dana dari masyarakat Indonesia hingga akhirnya terwujud RSI di Gaza, yang lokasinya berada di di Bayt Lahiya, Gaza Utara.
Sebenarnya, peluncuran secara resmi RS Indonesia di Gaza akan dihadiri relawan dan jurnalis yang pernah ikut menjadi saksi mata saat misi enam tahun silam.
Namun, karena izin masuk ke Gaza saat ini masih mengalami kendala, kemudian penyerahan itu telah dilangsungkan di Indonesia, pada 9 Januari 2016.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri penyerahan secara simbolis Rumah Sakit Indonesia dari Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) untuk rakyat Palestina.
Acara penyerahan secara simbolis RS Indonesia di Gaza itu digelar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu (9/1) malam.
Acara itu dihadiri pula Menlu Retno Marsudi, Wakil Gubernur Aceh (saat itu) Muzakir Manaf, Menteri Kesehatan Palestina Hani Abdeen, serta Duta Besar Palestina untuk RI Fariz Mehdawi.
Baca juga: MER-C sampaikan perkembangan RS Persahabatan Indonesia-Myanmar kepada Menlu
Baca juga: Rumah Sakit Indonesia di Gaza kena dampak serangan Israel
Pewarta: Andi Jauhary
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019