Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyerahkan bantuan berupa 35.000 ekor benij lele dan 1,4 ton pakan ikan serta paket sembako kepada 160 kepala keluarga (KPP) sebagai upaya membangkitkan kembali budi daya ikan di Pandeglang, Banten, pascatsunami.KKP berkewajiban memotivasi masyarakat untuk segera bangkit, kami ingin pembudidaya segera kembali melanjutkan usahanya. Produksi perikanan baik dari budidaya maupun penangkapan harus kembali bangkit
"KKP berkewajiban memotivasi masyarakat untuk segera bangkit, kami ingin pembudidaya segera kembali melanjutkan usahanya. Produksi perikanan baik dari budidaya maupun penangkapan harus kembali bangkit. Kami tahu potensi perikanan budidaya yang dimiliki Pandeglang luar biasa," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto secara langsung menyerahkan bantuan tersebut yang dipusatkan di Kampung Mataram, Desa Sukarame kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang, 22 Februari 2019.
Bantuan yang diserahkan merupakan sebagian dari rencana KKP untuk membangkitkan kembali usaha perikanan budidaya di Kabupaten Pandeglang pasca bencana tsunami.
Pada tahun 2019 ini KKP berencana menyalurkan 1,5 juta ekor benih ikan dan udang, 3.000 ekor calon induk ikan unggul, 10-15 ton pakan ikan, paket budidaya bioflok, bahan baku pakan mandiri serta pendampingan dalam berbagai usaha perikanan termasuk budidaya.
"Kami yakin ini belum cukup, kami minta pak Kadis (Kepala Dinas Perikanan) untuk mengidentifikasi lebih lanjut serta meng-update kerusakan-kerusakan sarana prasarana budidaya dan jumlah pembudidaya yang terdampak bencana," lanjutnya.
Slamet juga mengharapkan kepada masyarakat membentuk kelompok berbadan hukum atau koperasi untuk memudahkan pembinaan dan penyaluran bantuan dari pemerintah termasuk KKP, perbankan serta lembaga lainnya.
Terkait isu dan ketakutan masyarakat untuk makan ikan hasil tangkapan di laut, ia kembali mengingatkan bahwa itu adalah anggapan yang salah.
"Ikan di lautan itu tidak makan jenazah korban tsunami yang terbawa ke laut. Itu anggapan yang tidak tepat. Ikan di laut makan berbagai jenis plankton dan makan ikan lain yang ukuran badannya lebih kecil dari bukaan mulutnya," ujarnya.
Sebagaimana diketahui tanggal 22 Desember 2018 yang lalu atau tepat dua bulan sudah berlalu, masyarakat pesisir Banten khsusnya Kabupaten Pandeglang dan Serang serta masyarakat pesisir Lampung Selatan Provinsi Lampung dikejutkan oleh hantaman tsunami.
Akibat bencana tersebut, berdasarkan catatan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang, sentra-sentra perikanan budidaya di 6 kecamatan yakni Carita, Labuhan, Panimbang, Sumur, Sukaresmi, dan Cimanggu terkena dampak tsunami.
Tercatat 40 unit KJA beserta 33.000 ekor ikan kerapu dan bawal bintang di dalamnya, 8 unit bagan budidaya kerang hijau, 11 unit budidaya rumput laut, 8 hektar tambak bandeng, 3 hektar kolam nila dan lele hancur diterjang tsunami.
Baca juga: ICMI bantu 10 perahu nelayan korban tsunami
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019