Pekanbaru (ANTARA News) - Ketua Umum Garda Jokowi, Antasari Azhar saat menghadiri kegiatan pelantikan dan deklarasi Dewan Pimpinan Cabang Garda Jokowi se-Riau di Pekanbaru, Sabtu, menegaskan Calon Presiden nomor urut 01, Jokowi bukan musuh Islam.Saya pernah bertugas di Riau. Saya memahami masyarakat Riau. Sehingga saya yakin kita bisa capai target minimal 65 persen di Riau."
"Jokowi bukan musuh Ulama, Jokowi bukan musuh umat Islam. Beliau juga bukan PKI, bukan antek asing. Sampai saat ini kita masih dengar fitnah ini dituduhkan kepada calon kita," sebut Antasari di Pekanbaru, Minggu.
Kuatnya berita bohong yang berkembang untuk mendeskreditkan Jokowi, kata dia, harus mampu ditepis oleh seluruh kader Garda Jokowi kepada masyarakat.
"Kita harus mampu menjawab dengan santun bukan dengan emosi. Apakah jika tetangga kalah, tidak ada lagi yang menyembah Tuhan? Ini tidak benar. Cara demikian bukan cara pendukung Jokowi," ucap Mantan Ketua KPK ini.
Kepada kader Garda Jokowi se-Riau Antasari, menginstruksikan agar mampu menyentuh masyarakat dimulai dari kawasan perdesaan. Hal tersebut merupakan strategi pemenangan Jokowi-Maruf Amin di Riau.
"Saya perintahkan kader masuk desa-desa, ini peluang kita. Ajak masyarakat ngopi sambil mengklarifikasi fitnah yang melekat dihati masyarakat. Saya yakin jika kita mampu merawat hati masyarakat. Maka mereka akan mendukung Jokowi. Mari memenangkan Jokowi dengan hati," sebutnya.
Antasari mengklaim jika dirinya memahami karakter masyarakat Riau. Sehingga diyakininya target suara di Riau minimal tercapai 65 persen.
"Saya pernah bertugas di Riau. Saya memahami masyarakat Riau. Sehingga saya yakin kita bisa capai target minimal 65 persen di Riau," sebutnya.
Sementara itu, Ketua DPD Garda Jokowi Riau Ngadio menyebutkan sejumlah strategi diyakini akan meraup suara Jokowi-Maruf di Riau.
"Tidak ada tawar menawar untuk memenangkan 01. Kawal dan awasi pemilu. Agar pesta demokrasi jujur dan adil. Ada yang mengatakan di Riau sulit bagi 01, bagi Garda Jokowi ini tidak sulit," sebutnya.
Pewarta: Fazar Muhardi dan Diana Syafni
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019