21 rumah rusak akibat puting beliung di Aceh

25 Februari 2019 13:51 WIB
21 rumah rusak akibat puting beliung di Aceh
Ilustrasi warga memperbaiki atap rumah yang diterjang angin kencang di Aceh (ANTARA FOTO/RAHMAD)
Banda Aceh (ANTARA News) - Hujan deras disertai angin kencang  yang melanda 13 gampong atau desa di enam kecamatan di Kabupaten Aceh Barat Daya membuat 21 unit rumah mengalami rusak dengan atap berterbangan di tiup angin.

"Jelang akhir pekan lalu (Sabtu, 23/2) petang sekitar pukul 18.00 WIB terjadi peristiwa puting beliung. Tapi baru dilaporkan setelah instansi terkait melengkapi data-data belasan gampong terdampak Minggu malam tadi," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Senin.

Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat Daya (Abdya), dari 21 rumah itu, terdapat tujuh unit rumah tersebar di empat gampong, seperti tiga rumah di antaranya terdapat di Padang, dua rumah di Tokoh, dan masing-masing satu rumah di Paya dan Tengah di Kecamatan Manggeng.

Ada pula beberapa unit rumah berada di tiga desa, yakni Ladang, Pulau Kayu, dan Padang Baru di Kecamatan Susoh dan  dua rumah masing-masing di dua gampong di Padang Kelele, dan Meunasah Tengah di Kecamatan Lembah Sabil.

Selain itu terdapat di dua gampong, yakni Lam Kuta dan Meudang Ara di Kecamatan Blang Pidie, lalu Gampong Pisang di Kecamatan Setia, dan Gampong Padang Bak Jok di Kecamatan Tangan-Tangan.

 Ia mengatakan  tim reaksi cepat BPBD setempat telah turun langsung ke lokasi kejadian, termasuk membersihkan pohon tumbang yang menimpa rumah  seorang warga.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, saat ini wilayah di Aceh  sedang masuki masa peralihan dari musim penghujan menuju ke musim kemarau.

"Cenderung terjadi puting beliung akibat tumbuhnya awan Cumulonimbus," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blangbintang, Aceh, Zakaria Ahmad nya.

Baca juga: Kota Binjai diterjang angin puting beliung
Baca juga: Angin kencang dan hujan es terjang Sleman

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019