• Beranda
  • Berita
  • Pengamat sebut pilihan politik tak dibawa ke pelayanan transportasi

Pengamat sebut pilihan politik tak dibawa ke pelayanan transportasi

25 Februari 2019 16:57 WIB
Pengamat sebut pilihan politik tak dibawa ke pelayanan transportasi
Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno (Edy Sujatmiko/ANTARA)

Aplikator pun harus (bersikap) netral (dari politik)

Jakarta (ANTARA News) - Pengamat transportasi dari Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno menilai urusan pilihan politik hendaknya tak dibawa ke pelayanan transportasi publik, menyusul kejadian mitra pengemudi GrabCar yang turunkan penumpang beratribut pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01.

"Sangat disayangkan. Seharusnya urusan pilihan politik tak dibawa ke ranah pelayanan transportasi," kata Djoko ketika dimintai tanggapan terkait dengan kejadian yang sempat viral di lini media sosial dalam dua hari terakhir, di Jakarta, Senin.

Ia juga menegaskan, "aplikator pun harus (bersikap) netral (dari politik)".

Oleh karena itu, dia pun setuju jika si pengemudi harus mendapatkan sanksi tegas dari Grab karena telah melakukan kesalahan fatal menurunkan penumpang hanya karena perbedaan pilihan politik.

Sebelumnya, korban merupakan seorang wanita ini hendak menuju acara Alumni Orange Semanggi Atmajaya di Plasa Festival, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (23/02).

"Saya diusir dari Grab B1771 UZZ hanya karena saya mengenakan baju alumni orange Semanggi Atmajaya Jokowi Amin," kata wanita yang namanya disamarkan dalam tangkapan gambar unggahan akun @iimiomwaka di Twitter, pada Minggu (24/02) siang.

Berdasar tulisan di tangkapan gambar tersebut, penumpang GrabCar yang merupakan alumni Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) ini menceritakan bahwa sejak awal pengemudi melajukan mobil dengan lambat dan beberapa kali salah rute.

Kesal dengan situasi tersebut, apalagi dia harus buru-buru dan permintaannya lewat tol tak digubris pengemudi, akhirnya sang penumpang menyampaikan keluhan.

Akibatnya, si pengemudi yang bernama Anjar Mujiono ini malah berbalik marah terhadap penumpangnya.

Pengemudi juga sempat mengatakan bahwa dia tak akan jemput kalau saja tahu bahwa penumpangnya adalah pendukung pasangan calon presiden nomor urut 01. Penumpang pun disuruh keluar dari mobil oleh si pengemudi, dan diturunkan di tengah jalan.

Sepertinya, akun @iimiomwaka mengunggah tangkapan gambar cerita ini akibat kesal dengan kejadian tersebut. "Astaga, kok driver @GrabID seperti ini? nggak profesional, tidak bisa menghargai perbedaan, usir pendukung @jokowi," kata @iimiomwaka yang memiliki nama asli Iim Ibrahim tersebut, dalam kicauannya di Twitter.

Kicauannya ini mendapat tanggapan 222 balasan, 789 retweet, dan 480 like. Rata-rata tanggapan warganet atas unggahan cerita itu adalah ikut menyampaikan kekesalan mereka atas kelakuan sang pengemudi GrabCar.

Salah satunya adalah akun @elvira_widjaja yang mengingatkan jangan sampai kasus ini menimbulkan kericuhan bernuansa politik cuma karena perbuatan pengemudi GrabCar yang tak patut.

Dia juga menyampaikan agar Grab sebagai perusahaan Malaysia harus mampu menunjukkan komitmen terhadap pelayanan dan kemanan konsumen, serta tak terlibat dalam urusan politik Indonesia dengan cara menindak tegas kejadian tersebut.

Grab Indonesia pun, melalui akunnya di @GrabID, Minggu (24/2) mengumumkan telah menonaktifkan mitra pengemudi yang bersangkutan dari platform mereka untuk dilakukan klarifikasi lebih lanjut dan pelatihan ulang agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.

Baca juga: Beredar video pengemudi ojek online curi tabung gas
Baca juga: Grab Indonesia klaim tingkat "fraud" turun di bawah satu persen



 

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019