Hal tersebut dikatakan saat melakukan sosialisasi penggunaan Dana Desa Tahun 2019 di kawasan transmigrasi itu, sambil nonton bareng pertunjukan wayang kulit pada Minggu (24/2) malam.
"Masyarakat sini perlu hiburan, dana desa bisa digunakan untuk bioskop desa, harga sound system dan proyektor cukup murah, bikin bioskop desa, masyarakat bayar Rp1.000 - Rp2.000 nanti di kelola BUMDes. Dengan adanya bioskop desa, masyarakat bisa jualan, bisa pelatihan," kata dia melalui siaran pers di Jakarta, Senin.
Ia sarankan, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) mengelola bioskop desa. Karena menurutnya, dengan adanya bioskop desa bisa memicu orang berkumpul, kemudian akan ada para pedagang dan di situ akan ada transaksi juga perputaran uang.
"Kembangkan BUMDesnya, buat desa wisata, bank sampah, bioskop desa, bikin pelatihan usaha, lapangan desa, dana desanya alokasikan sebagian untuk BUMDes kita sama-sama kembangkan BUMDesnya. Saya apresiasi pertumbuhan ekonomi di Mukomuko 5,3 persen, padahal masih banyak jalan yang rusak," kata dia.
Sementara itu Bupati Mukomuko Choirul Huda merasa bangga karena pada perayaan hari jadi Mukomuko ke-16 didatangi seorang menteri.
"Luar biasa Pak Menteri (Mendes PDT), berjubel. Baru kali ini ulangtahun ke-16 didatangi menteri. Dan malam ini warga berkumpul di sini ramai-ramai menyambut hangat, dan ikut selfie. Banyak pedagang keliling juga berjualan,". Ujarnya haru.
Pertunjukan wayang kulit di Desa Lubuk Mukti, Kecamatan Penarik, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu dengan dalang Ki Warseno Slank dengan lakon Punokawan Mbangun Deso ini terselenggara atas kerja sama Kemendes PDTT dibawah Direktorat Jenderal PKP2Trans dan PKTrans dalam rangka sosialisasi penggunaan dana desa tahun 2019 di kawasan transmigrasi.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019