Mataram masih aman KLB DBD

26 Februari 2019 11:37 WIB
Mataram masih aman KLB DBD
Ilustrasi. Petugas melakukan pengasapan (Fogging). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/wsj.

PSN menjadi gerakan paling efektif karena mampu memusnahkan jentik nyamuk. Kalau pengasapan hanya mampu membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentiknya akan tetap berkembang biak

Mataram (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, hingga saat ini Mataram masih aman dari status kejadian luar biasa (KLB) untuk kasus demam berdarah dengue.

"Meskipun angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di Mataram terus meningkat, dan terdapat satu kasus kematian, namun sampai saat ini belum masuk status KLB," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Selasa.

Menurut dia, status KLB baru dapat ditetapkan antara lain apabila jumlah kasus kematian dan kasus DBD lebih tinggi dari tahun sebelumnya, serta mengganggu sosial ekonomi masyarakat.

Mengganggu sosial ekonomi masyarakat yang dimaksudkan adalah masyarakat tidak berani keluar beraktivitas karena takut terkena wabah DBD.

"Sementara kondisi Kota Mataram sampai saat ini masih relatif aman. Meskipun jumlah kasus DBD sudah tercatat lebih tinggi dari tahun sebelumnya dan terdapat satu kasus kematian," katanya.

Berdasarkan data terakhir, lanjut Usman, DBD secara keseluruhan dari semua rumah sakit di Mataram tercatat sebanyak 170 kasus, namun yang dinyatakan positif DBD sebanyak 107 kasus.

Sedangkan sisanya adalah kasus diduga dan menyerupai karena adanya bintik-bintik merah, trombosit turun dan panas dengan suhu tinggi. "Tapi setelah dicek laboratorium hasilnya negatif," ujarnya.

Untuk menekan kasus DBD di Kota Mataram, Dinas Kesehatan Kota Mataram saat ini aktif melakukan upaya pencegahan melalui penyuluhan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Selain itu, dilaksanakan juga pemberian bubuk abate kepada semua masyarakat untuk ditaruh pada wadah penampungan air guna mencegah adanya jentik nyamuk. Upaya pengasapan atau "fogging" juga tetap dilaksanakan pada sejumlah wilayah yang sudah ada kasus positif DBD.

"Dari upaya itu, PSN menjadi gerakan paling efektif karena mampu memusnahkan jentik nyamuk. Kalau pengasapan hanya mampu membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentiknya akan tetap berkembang biak," ujarnya.

Karena itu, katanya, peran aktif masyarakat melakukan PSN sangat penting sebab dengan tenaga yang sangat terbatas masyarakat tidak dapat mengandalkan pemerintah, apalagi hanya dengan mengandalkan "fogging".

"Masuknya musim pancaroba bisa memudahkan berkembangbiaknya jentik nyamuk aedes aegypti penyebab penyakit DBD, sehingga tren peningkatan kasus DBD diprediksi akan terus terjadi dan masyarakat segera melakukan antisipasi," katanya.

Baca juga: Empat warga NTB meninggal akibat DBD
 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2019