• Beranda
  • Berita
  • Sebagian Jateng disebut BMKG berpotensi hujan disertai angin kencang

Sebagian Jateng disebut BMKG berpotensi hujan disertai angin kencang

26 Februari 2019 16:19 WIB
Sebagian Jateng disebut BMKG berpotensi hujan disertai angin kencang
Seorang bocah duduk di teras rumah yang terendam banjir di Desa Mujur Lor, Kroya, Cilacap, Jateng, Kamis (17/1/2019). Curah hujan ekstrem yang mencapai 204 mm/hari pada rabu (16/1) menyebabkan sejumlah sungai di Kabupaten Cilacap, Kebumen, Banyumas meluap sehingga memicu banjir dan tanah longsor di sejumlah titik, yang merendam ribuan rumah dan sawah milik warga. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/wsj. (ANTARA FOTO/IDHAD ZAKARIA)

Banjarnegara, Banyumas, Purbalingga, Cilacap, dan lain sebagainya diprakirakan hujan

Banjarnegara, Jateng (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian wilayah di Jawa Tengah termasuk Kabupaten Banjarnegara berpotensi hujan disertai angin kencang pada sore hingga malam hari.

"Banjarnegara, Banyumas, Purbalingga, Cilacap, dan lain sebagainya diprakirakan hujan," kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhi di Banjarnegara, Selasa.

Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir dan didahului angin kencang juga berpotensi terjadi di wilayah pegunungan Jawa Tengah, wilayah pesisir selatan dan wilayah Jawa Tengah bagian timur.

Selain itu potensi hujan ringan juga terdapat di wilayah pantura bagian timur.

 Sementara itu, BMKG memprakirakan tinggi gelombang di laut Jawa sekitar 0,2 hingga 0,75 meter.

Sementara tinggi gelombang di perairan Selatan Jawa Tengah diprakirakan 1 - 2,5 meter.

Dia juga mengingatkan bahwa curah hujan di Jawa Tengah berpotensi meningkat pada akhir bulan Februari 2019.

Dia menjelaskan, BMKG memprediksi curah hujan akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia termasuk juga di wilayah Jawa Tengah.  Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adanya sirkulasi siklonik di sekitar wilayah Sumatera dan sirkulasi tertutup di Kalimantan Barat dan Selat Makasar yang membentuk belokan dan pertemuan angin yang menyebabkan massa udara akan cenderung terkonsentrasi di wilayah tersebut.

Selain itu, kondisi udara yang relatif lebih lembap juga mendukung pertumbuhan awan-awan hujan.

Selanjutnya, aktivitas sirkulasi ini akan menurun dan digantikan dengan area pertemuan atau belokan angin yang memanjang dari wilayah Sumatera hingga Jawa yang terbentuk karena sirkulasi siklonik di wilayah Australia bagian Utara.

Area pertemuan atau belokan angin ini juga akan mendukung pertumbuhan awan-awan hujan.

"Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak lanjutan yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan juga jalan licin," katanya.

Baca juga: BMKG: hujan lebat masih berpotensi di pegunungan tengah Jateng

Baca juga: Alami kerusakan, puluhan rumah di Temanggung-Jateng diterjang angin ribut

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019