Menurut Hamdi, di tingkat pendidikan dasar yang diperlukan adalah mengajarkan nilai-nilai integritas yang di dalamnya mengandung kejujuran, bertanggung jawab, konsisten, nilai-nilai kemandirian, dan nilai-nilai persatuan yang mengajarkan toleransi, hormat menghormati, sopan santun kepada yang lebih tua.
"Pendidian nilai-nilai inilah sebenarnya yang akan membekali orang untuk menghadapi dunia nyata, apa yang sering juga disebut sebagai life skills," kata Hamdi dikutip dari siaran pers di Jakarta, Selasa.
Setelah nilai-nilai itu tertanam dengan baik dan menghasilkan karakter yang kuat maka anak baru mulai diajari menguasai keterampilan skolastik seperti membaca, berhitung, berbahasa, dan ilmu pengetahuan. Bukan justru sebaliknya.
"Sistem pendidikan dasar kita ini agak kacau. PAUD, TK, dan SD lebih banyak muatan akademiknya ketimbang pendidikan nilai-nilai budi pekerti," ujar Hamdi.
Dengan pendidikan dasar seperti sekarang tak mengherankan muncul berbagai tindakan tak pantas dari anak sekolah seperti tawuran, bullying, hingga melakukan kekerasan kepada guru.
Hal itu diperparah dengan pengaruh lingkungan dan ketiadaan teladan dari tokoh-tokoh yang semestinya memberikan contoh yang baik.
Oleh karena itu, kata Hamdi, selain pembenahan pendidikan dasar juga perlu diperkuat pendidikan karakter bagi generasi muda.
Anggota kelompok ahli BNPT ini juga berharap pendidikan agama lebih mencerahkan anak-anak untuk menghargai kehidupan yang lebih demoktaris, toleran, hormat menghormati, rahmatan lil alamin. Bukan malah dikasih doktrin kaku halal atau haram, kafir, sesat, dan sebagainya.
"Ini supaya anak-anak tidak tumbuh dengan fanatisme agama yang ekstrem karena ini yang menjadi bibit-bibit radikal teroris di masa depan. Guru-guru agama juga perlu ditatar ulang agar dapat mengajarkan kepada muridnya nilai-nilai agama yang santun dan menghargai antarumat," kata Hamdi.
Baca juga: Mendikbud: pendidikan karakter harus dominan dalam pendidikan dasar
Baca juga: Mendiknas: Penerapan Pendidikan Karakter Dimulai SD
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019