"Melalui upaya ini kita bersama KPH wilayah Aceh berharap dapat semakin meningkatkan peran masyarakat untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan," kata Kabid Perlindungan dan Konservasi Alam DLHK Aceh, M Daud, di Meulaboh, Selasa.
Hal itu disampaikan di sela-sela sosialisasi pembentukan Masyarakat Peduli Api untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan, yang berlangsung di Pesantren Darul Huda Desa Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat.
M Daud, menyatakan bahwa masyarakat peduli api merupakan mitra pemerintah yang terbentuk dari berbagai elemen yang tujuan utamanya adalah mengoptimalkan peran masing-masing dalam pengendalian karhutla.
"Karena deteksi dini karhutla harus dilakukan oleh masyarakat yang berada paling dekat dengan lokasi kejadian. Untuk tetap siaga dengan kondisi cuaca panas melanda pada siang hari," imbuhnya lagi.
Sementara itu Sekretatis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat, Darmawan, menyampaikan, di daerah setempat terdapat beberapa titik lokasi yang rawan karhutla dan selalu terjadi disaat cuaca panas.
Peserta berjumlah 50 orang terdiri dari perwakilan Kepolisian, TNI, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Aceh Barat, dan sejumlah perangkat desa dari kawasan rawan karhutla.
Adapun beberapa desa yang dipetakan rawan karhutla yakni Desa Suak Raya, Lapang dan Leuhan, Kecamatan Johan Pahlawan, kemudian Desa Cot Seumereng dan Cot Mesjid Kecamatan Samatiga.
Selanjutnya Desa Ujong Tanoh Darat dan Peunaga Cut Ujong Kecamatan Meureubo, Desa Seunebok Teugoh Kecamatan Arongan lambalek dan Desa Suak Puntong Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya.
"Kami berharap adanya kebijakan dari tingkat kabupaten semacam peraturan bupati (perbup) untuk memungkinkan pengadaan sarana prasarana penanganan karhutla dengan dana desa," tambah Kepala Desa Cot Seumeureung, dalam kegiatan itu.
Baca juga: Asap di lahan gambut Aceh Barat kembali terlihat
Baca juga: Tim terpadu padamkan Karhutla di Aceh Barat
Baca juga: Kebakaran hanguskan 222 hektare lahan di Aceh Barat
Pewarta: Anwar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019