Vivo Indonesia belum merencanakan untuk membuat ponsel lipat dan mengeluarkannya di pasar Indonesia jika melihat kebutuhan pasar.Kami masih riset, pelajari pasarnya,
"Saat ini belum ada pembicaraan. Kita lihat ke depannya seperti apa," kata General Manager for Brand and Activation PT Vivo Mobile Indonesia, Edy Kusuma, saat ditemui di Jakarta, Rabu.
Vivo Indonesia melihat pasar ponsel di Tanah Air sangat dinamis sehingga mereka belum mempertimbangkan untuk membuat ponsel lipat di sini.
Vivo global telah membuat sub-merk bernama iQOO yang menyasar segmen premium, dikabarkan produk perdana mereka akan berupa ponsel lipat.
Baca juga: Alasan Vivo yakin boyong ponsel kamera pop-up ke Indonesia
Samsung bulan ini sudah memperkenalkan ponsel layar lipat pertama mereka bernama Galaxy Fold, sementara produsen ponsel lainnya diperkirakan akan meluncurkan ponsel lipat tahun ini, antara lain Huawei dan Xiaomi.
Edy juga belum mengetahui apakah iQOO, yang akan meluncurkan ponsel pada Maret mendatang, juga akan masuk Indonesia, meski pun pasar untuk ponsel premium ada.
"Kami masih riset, pelajari pasarnya," kata Edy.
Vendor ponsel membuat sub-brand untuk membedakan segmen produk dan pasar mereka, seperti yang dilakukan Huawei dengan Honor, Xiaomi-Redmi dan Oppo-Realme.
Vivo menilai sub-brand sebagai strategi mereka untuk meningkatkan nilai mereka di mata konsumen, sekaligus untuk menyediakan perangkat yang menunjang gaya hidup.
Baca juga: Vivo luncurkan V15 pada 5 Maret di Purwakarta
Baca juga: Vivo masih bungkam soal kehadiran ponsel lipat di Indonesia
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2019