Kepala Pusat Data dan Informasi Sutopo Purwo Nugroho dalam dalam siaran pers yang diterima Antara mengatakan, longsor terjadi saat kurang lebih 60 orang menambang emas pada Selasa (28/2) pukul 21.10 WITA.
Pada saat mereka menambang emas di lokasi tersebut tiba-tiba tiang dan papan penyanggah lubang galian patah akibat kondisi tanah yang labil serta banyaknya lubang galian tambang.
Material longsor kemudian menimbun puluhan penambang yang berada di kawasan perbukitan tersebut.
Hingga Rabu (27/2) malam, sebanyak 23 orang korban berhasil dievakuasi, dimana empat orang meninggal dunia dan 19 orang selamat dalam kondisi luka ringan dan luka berat, diperkirakan sekitar 37 orang masih tertimbun longsor.
Evakuasi dilakukan tim SAR gabungan dari BPBD Bolaang Mongondow, TNI, Polri, Basarnas, SKPD terkait, relawan dan masyarakat.
Pencarian dilakukan secara manual karena kondisi medan berada pada lereng dengan kemiringan cukup curam.
Bupati Bolaang Mongondow bersama Sekretaris Daerah dan Kapolres telah meninjau lokasi kejadian pada Rabu siang kemarin.
Untuk personil Tim SAR gabungan yang sebelumnya berjumlah 20 orang, akan mendapatkan tambahan personel dari Polres Kotamobagu dan Kompi Brimob Inuai Bolang Mongondow sebanyak 60 personil.
Petugas SAR masih akan berdatangan untuk membantu evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban, sementara kebutuhan yang mendesak saat ini adalah kantong mayat, kata Sutopo.
Baca juga: Empat penambang meninggal tertimbun longsor di Bakan
Baca juga: Puluhan penambang emas tertimbun longsoran di Bolaang Mongondow
Baca juga: Dua penambang pasir ilegal tewas tertimbun longsor
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019