"Sudah ada kesepakatan bersama dengan kementerian terkait pemberian peralatan ini. Biasanya, alat pengukur kualitas udara diberikan kepada wilayah yang memiliki banyak hutan. Namun, Kota Yogyakarta mendapat amanah untuk mengoperasionalkan peralatan ini," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Kamis.
Peralatan yang disebut "air quality measurement system" (AQMS) tersebut akan ditempatkan di kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta.
Penempatan di kantor DLH dinilai tepat karena lingkungan kantor berada di wilayah yang cukup kompleks, yaitu dekat dengan lingkungan permukiman warga, dekat dengan lingkungan perkantoran bahkan di sekitar lokasi juga terdapat Balai Yasa Kereta Api yang bisa mewakili lingkungan industri.
"Di sekitar kantor ada beberapa kantor lain, seperti Kantor Kecamatan Gondokusuman, kantor koramil hingga sejumlah kantor lain dan pertokoan. Saya kira, kondisi lingkungannya tepat sebagai lokasi pengukuran kualitas udara," katanya.
Jika ditempatkan di sekitar Titik Nol Kilometer, Suyana mengatakan, hanya mampu mengukur kualitas udara ambien di jalan raya saja dan tidak di permukiman.
Hasil pemantauan kualitas udara tersebut, lanjut dia, bisa dipantau secara langsung oleh DLH Kota Yogyakarta, bahkan pemerintah DIY dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Peralatan ini cukup mahal, nilainya mencapai sekitar Rp2 miliar. Yang diberikan baru peralatannya saja, belum dilengkapi dengan monitor untuk menampilkan hasil pemantauan yang bisa ditempatkan di lokasi-lokasi tertentu sehingga bisa dilihat langsung oleh masyarakat," katanya.
Meskipun demikian, DLH Kota Yogyakarta akan berusaha menghubungkan hasil pemantauan kualitas udara tersebut dengan aplikasi Jogja Smart Service (JSS) yang sudah dimiliki Pemerintah Kota Yogyakarta sehingga hasil pemantauan kualitas udara bisa diketahui oleh masyarakat luas.
"Peralatan akan dipasang tahun ini. Setelah terpasang, kami akan berkoordinasi dengan Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian untuk bisa menghubungkan hasil pemantauan kualitas udara dengan sistem smart city sehingga masyarakat bisa mengetahuinya melalui aplikasi JSS," katanya.
Baca juga: Bekasi pasang empat alat pengukur kualitas udara
Baca juga: Kemenperin ciptakan alat pantau kualitas udara
Baca juga: Aturan baku mutu udara sudah harus direvisi menurut kelompok lingkungan
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019