Waspadai anemia selama kehamilan

28 Februari 2019 14:48 WIB
Waspadai anemia selama kehamilan
Illustrasi anemia. (ANTARA)
Purwokerto (ANTARA News) - Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, dr. Setya Dian Kartika SpOG mengingatkan para ibu hamil untuk mewaspadai terjadinya anemia atau kurang darah selama kehamilan.

"Ibu hamil perlu mewaspadai anemia atau kurang darah karena memiliki dampak yang cukup besar baik pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya," kata perempuan yang biasa disapa dokter Ika di Purwokerto, Jawa Tengah, Kamis.

Dokter Setya Dian Kartika SpOG yang juga praktik di RS Ananda Purwokerto menjelaskan, anemia saat kehamilan bisa memengaruhi distribusi oksigen yang diangkut oleh sel-sel darah merah ibu untuk memberikan nutrisi dan oksigen kepada janin yang dikandungnya.

"Ada beberapa jenis anemia pada ibu hamil, namun yang cukup sering terjadi pada ibu hamil adalah anemia defisiensi besi atau kekurangan zat besi," katanya.

Kekurangan zat besi pada ibu hamil tersebut seringkali luput dari perhatian petugas kesehatan sehingga ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan darah rutin guna memantau kondisi kesehatannya.

Terlebih lagi kejadian anemia defisiensi besi, kata dia, biasanya meningkat pada masa kehamilan trimester kedua dan trimester ketiga.

"Risiko yang dapat terjadi akibat anemia dalam kehamilan di antaranya adalah kegagalan persalinan spontan, hamil lewat waktu, malpresentasi, solusio plasenta dan persalinan sectio caesaria," katanya.

Sedangkan efek anemia terhadap janin yang dilahirkan adalah bayi berat lahir rendah (BBLR), persalinan prematur hingga antropometri janin terhambat yang terlihat pada lingkar kepala janin.

"Sebagaimana diketahui bahwa lingkar kepala merupakan dasar penilaian janin tumbuh dengan baik atau tidak, dan hal ini sangat mungkin dapat memengaruhi kecerdasan di masa yang akan datang," katanya.

Sementara itu, dia juga mengatakan komplikasi kehamilan pada ibu yang mengalami anemia adalah risiko terjadinya keguguran, mual dan muntah, jumlah air ketuban berlebihan, ancaman lahir prematur, hingga lepasnya plasenta pada implantasinya (solusio plasenta).

"Karena dampak anemia cukup berbahaya maka ibu hamil perlu adanya asupan suplementasi zat besi atau asam folat, atau kombinasi keduanya yang harus dikonsumsi oleh ibu selama kehamilannya," katanya.

Selain itu, ibu hamil juga perlu mengonsumsi makanan bergizi selama kehamilan, guna memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil termasuk zat besi.

"Sayur bayam, daging, hati ayam, juga baik dikonsumsi oleh ibu hamil untuk mendapatkan asupan zat besi secara alami," katanya.


Baca juga: Hampir separuh ibu hamil di Indonesia alami anemia
Baca juga: Pentingnya zat besi untuk generasi bebas anemia

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019