"Elwasi dapat dipasang untuk jenis atau tipe longsoran rayapan," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banjarnegara, Andri Sulistyo di Banjarnegara, Kamis.
Longsor rayapan ini terjadi karena adanya pergerakan tanah yang sangat lambat dan halus sehingga hampir tidak bisa dikenali dan baru disadari kalau longsor sudah terjadi dalam waktu yang cukup lama dengan miringnya rumah, tiang, pagar dan lainnya di atas lahan tersebut.
Secara prinsip dan sistem kerja, Elwasi didesain lebih simpel, ringan, dan mudah serta cepat dirakit, katanya.
"Elwasi juga memiliki desain portabel dan sangat mudah untuk dipindahkan ke titik lain atau disimpan bila tidak dibutuhkan," katanya.
Selain itu, kata dia, Elwasi juga memiliki kelebihan suku cadang yang mudah dicari dan terjangkau oleh masyarakat.
"Elwasi dibangun dengan spesifikasi harga murah dan terjangkau oleh pemerintahan desa dan masyarakat untuk membelinya," katanya.
Selain itu, suku cadang sangat mudah didapatkan di seluruh toko elektronik di manapun.
"Juga tidak menggunakan basis data, koneksi internet, dan atau dengan frekuensi Radio HT sehingga lebih mudah dan murah dalam pemakaian dan perawatan," katanya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banjarnegara, Jawa Tengah, terus mengembangkan Elwasi untuk mendukung upaya pengurangan risiko bencana.
"Elwasi adalah alat deteksi dini gerakan tanah yang dibuat oleh seorang staf Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banjarnegara yang bernama Sudarsono," kata Andri Sulistyo.
Dia menjelaskan, Elwasi merupakan singkatan dari Eling Waspada lan Siaga. Nama tersebut, kata dia, memiliki makna dan berisi ajakan agar semua pihak mengingat bahwa mereka berada di daerah rawan bencana sehingga perlu kewaspadaan dan tetap harus siaga dalam mengurangi risiko bencana.
"Lahirnya alat tersebut berawal dari banyaknya kejadian bencana tanah ambles dan longsor di Kabupaten Banjarnegara," katanya.
Baca juga: Banjarnegara pasang pendeteksi longsor di 13 area rawan
Baca juga: Warga Lebak terdampak tanah bergerak mengungsi
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019