Banjar Patroman (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Pemerintah Indonesia akan membangun kembali masjid raya di Filipina yang hancur akibat Krisis Marawi.
“Dan Indonesia, Presiden (Joko Widodo) sudah menyetujui untuk membantu membangun kembali masjid raya yang hancur akibat perang di Marawi. Ini sangat penting sebagai tanda bahwa Indonesia selalu berperan yang baik untuk bangsa-bangsa tersebut,” kata Wapres JK saat menutup Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo, Banjar Patroman, Jawa Barat, Jumat.
JK mengatakan konflik yang terjadi di sejumlah negara Islam atau konflik keagamaan di negara kawasan umumnya terjadi karena adanya ketidakadilan terhadap kelompok masyarakat tersebut.
“Kalau kita melihat dunia Islam pada hari ini, maka tidak lepas daripada masalah kedaulatan dan masalah keadilan yang menyebabkan satu sama lain berperang. Begitu juga sekitar negara Asean ini. Di Filipina, alhamdulillah sudah hampir selesai persoalannya,” jelas Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu.
Upaya Pemerintah Indonesia tersebut merupakan bentuk kepedulian Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, dalam membantu konflik keagamaan di negara-negara Asean.
Indonesia, lanjut Wapres, memiliki peran penting untuk mewujudkan perdamaian di negara-negara kawasan Asean yang sedang berkonflik, seperti Thailand Selatan, Myanmar dan juga Filipina.
Dalam Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2019 tersebut, salah satu rekomendasi ulama adalah mengoptimalkan peran NU dalam mewujudkan perdamaian dunia dengan menyelesaikan konflik internasional.
Ketua PBNU Said Aqil Siroj mengatakan semangat Islam Nusantara menjadi acuan bagi NU untuk menjalankan peran perwujudan perdamaian tersebut.
“Peran NU mewujudkan perdamaian dunia dengan semangat Islam nusantara, Islam yang damai, Islam yang harmonis, Islam santun, anti-kekerasan dan anti-radikalisme,” kata Said Aqil.
Sejumlah upaya perdamaian yang dilakukan NU antara lain mempertemukan faksi-faksi berkonflik di Afganistan, menjadi penengah konflik Suni dan Syiah di Iraq, serta saat ini mencoba mendamaikan konflik Uighur di China.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019