"Harapan saya tidak muluk-muluk. Target pribadi saya, Crismonita masuk peringkat 10 besar. Itu sudah luar biasa. Perlombaan Kejuaraan Dunia ini juga bisa menambah jam terbang bagi dia," kata Kepala Pelatih Timnas Sepeda Indonesia Dadang Haris Purnomo dalam keterangan tertulis PB Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) yang diterima Antara di Jakarta, Jumat.
Crismonita dapat turun dalam Kejuaraan Dunia Balap Sepeda disiplin Track itu setelah meraih medali perunggu pada nomor 500 meter time trial elite putri Kejuaraan Asia Track 2019. Crismon juga mampu bersaing dalam seri Piala Dunia Balap Sepeda Track Federasi Balap Sepeda Internasional (UCI) yang berlangsung di Hong Kong pada 25-27 Januari 2019 lalu.
Di Hong Kong, Crismonita mampu bersaing pada nomor 200 meter sprint putri setelah unggul atas para pembalap elite, salah satunya juara dunia junior asal Jerman Lea Sophie Friedrick pada perlombaan perempat final.
"Lawan-lawannya dalam Kejuaraan Dunia Track di Polandia sama seperti lawan dalam ajang World Cup Series Hong Kong. Semua peserta yang tampil di Polandia tentu siap dengan persaingan kelas dunia. Tapi, kejuaraan dunia itu juga menjadi momentum yang tepat bagi Crismonita untuk menunjukkan konsistensi perlombaan pada tingkat dunia," kata Dadang.
UCI menetapkan tiga cara perebutan tiket Olimpiade 2020 Tokyo, yaitu poin individu, jumlah perlombaan yang diikuti, dan negara.
Pada peringkat dunia, Indonesia menempati posisi ke-26 pada awal Januari 2019 dengan koleksi poin 862.
Selain Crismonita, Terry Yudha Kusuma sebenarnya berhak tampil dalam Kejuaraan Dunia Track di Polandia itu. Tapi, Terry tidak dapat tampil karena salah satu persyaratan belum terpenuhi walau poinnya cukup.
"Ada persyaratan lain. Atlet harus tampil minimal pada satu seri Piala Dunia. Hanya saja, nomor Terry tidak diperlombakan saat di Hong Kong kemarin," kata Manajer Timnas Balap Sepeda Indonesia Budi Saputra.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019