• Beranda
  • Berita
  • Warga pesisir minta ada trayek bus ke pulau utama

Warga pesisir minta ada trayek bus ke pulau utama

2 Maret 2019 19:20 WIB
Warga pesisir minta ada trayek bus ke pulau utama
Jembatan Balerang Batam Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di bawah Jembatan Balerang, Batam, Minggu (29/12). Jembatan Balerang yang merupakan satu dari enam jembatan yang menghubungkan Pulau Batam dan enam pulau lainnya tersebut merupakan ikon Batam dan menjadi salah satu tempat kunjungan wisata. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Batam (ANTARA) - Warga pesisir yang tinggal di pulau-pulau penyangga berharap Pemerintah Kota Batam Kepulauan Riau membuka trayek bus menuju pulau utama, melalui enam jembatan Barelang.

"Kami berharap ada bus langsung dari Sembulang (Pulau Galang) ke Jodoh," kata warga Sembulang, Gunawan dalam Musrenbang tingkat Kecamatan Galang di Pulau Galang, Kota Batam, Sabtu.

Saat ini, baru terdapat Bus Trans Batam yang melayani trayek Sembulang-Tembesi, juga melalui enam rangkaian jembatan penghubung antar pulau. Menurut dia, itu belum cukup, karena banyak masyarakat pulau yang ingin bepergian ke pusat kota, Jodoh.

"Kami juga ingin merasakan bus ber-AC," kata dia.

Di tempat yang sama, anggota DPRD Kota Batam, Suardi Taherek mendukung keinginan warga untuk pengadaan bus baru yang melayani masyarakat pulau penyangga ke pulau utama, melalui jembatan penghubung antar pulau.

Ia berharap pemerintah mengalokasikan bantuan bus yang diterima dari Kementerian Perhubungan tahun lalu, untuk melayani trayek Sembulang-Jodoh.

"Kemarin ada tambahan bus 10 unit. Kami berharap dua sampai tiga unit untuk warga masyarakat, tanda pemerintah memperhatikan `hinterland`," kata dia.

Selain membuka trayek baru, ia berharap pemerintah juga mengganti bus yang kini melayani masyarakat Pulau Sembulang.

Menurut dia, bus yang kini melayani transportasi masyarakat pulau penyangga sudah tidak layak pakai, dan membahayakan jika dipaksa mengantar warga.

"Karena bus yang ada sekarang tidak layak pakai. Saya sudah berulang kali sidak, itu bahaya. Dari pada masyarakat kami menjadi korban," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Batam, Rustam Efendi belum bisa menjawab permintaan warga.

Ia mengatakan pemerintah telah memberikan bantuan kapal berkapasitas 40 orang untuk melayani transportasi masyarakat antarpulau. "Tahun ini ada hibah kapal," kata dia.*




 

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019