Namun, jangan salah, terdapat satu air terjun lagi yang berada di kaki Gunung Rinjani, namanya Tiu Kelep yang dalam bahasa lokal adalah tempat menampung air "terbang" yang mengucur tiada hentinya dari atas.
Keduanya berada di Desa Senaru, Lombok Utara, yang tidak jauh dengan pintu gerbang pendakian Gunung Rinjani. Untuk air terjun Tiu Kelep ini, dipastikan wisatawan akan takjub melihat lanskap alam yang benar-benar alami tersebut sehingga berat untuk meninggalkannya.
Dengan sejumlah air terjun yang sejajar dan satu air lagi berada di paling atasnya, menjadi magnet tersendiri bagi para travelers penyuka air terjun.
Jika tengah beruntung, cuaca cerah tepat pada tengah hari konon akan muncul pelangi. Kendati demikian, meski datang dengan cuaca tidak cerah, dijamin tidak akan mengurangi keeksotikannya.
Sehingga tidaklah mengherankan mayoritas pengunjung yang mendatangi ke lokasi tersebut, berasal dari mancanegara yang menyukai tantangan tersendiri. Pasalnya bukan apa-apa untuk mencapai lokasi, pengunjung memerlukan perjalanan semi ekstrem.
Dengan menapaki jalan setapak yang mendaki dan melintasi jembatan serta mengikuti aliran irigasi. Sampai menuruni sungai dengan di kiri kanan tebing sisa-sisa longsoran pasca gempa beberapa waktu lalu yang melanda Pulau Lombok. Sehingga memerlukan kesabaran tersendiri.
Bahkan wisatawan sesekali harus melewati pohon yang tumbang. Namun, tantangan itu, merupakan perjalanan yang terasa nikmat jika dilalui dengan keceriaan untuk mencari surga tersembunyi di kaki Gunung Rinjani tersebut.
Rasa lelah terasa namun hilang begitu saja saat dari kejauhan terdengar deru air sehingga akan memaksa langkah kaki untuk mencapai sumber suara itu. Walhasil rasa lelah itu terbayar tuntas saat melihat bentangan alam air terjun Tiu Kelep.
Serta memaksa pengunjung untuk segera berendam di air yang benar-benar menyegarkan, dengan warna bening itu. Seperti diketahui air tersebut berasal dari Gunung Rinjani.
Jika tidak ingin berendam, pengunjung pun dapat berswafoto ria dengan latar balakang jajaran air terjun atau sekadar memercikan air ke muka setelah hampir 45 menit menapaki jalan setapak dari pintu gerbang objek wisata alam itu.
Lokasinya benar-benar tersembunyi di dasar dua punggungan gunung yang mengapit. Itulah yang menjadi nilai jual tersendiri. Meski jauh dari sarana yang memadai, tetap saja tidak mengurangi lokasi yang mirip surga sengaja diturunkan ke bumi.
"Sebenarnya jalur menuju ke air terjun Tiu Kelep ini, bukan lewat sini, tapi lewat atas. Karena kena longsoran gempa, jadi kita harus melintasi sungai," kata Abdullah, salah seorang warga Desa Senaru.
Ia juga menyebutkan kebanyakan yang mengunjungi objek wisata itu, berasal dari mancanegara seperti Eropa dan China. "Terhitung jarang, wisatawan lokal yang ingin ke air terjun ini. Mungkin mereka berpikir jaraknya yang cukup jauh dan harus melewati jalan setapak yang lumayan ekstrem," paparnya.
Setelah bosan berendam ria, di aliran air terjun itu. Pengunjung melanjutkan kembali perjalan pulang melewati jalan semula. Kebanyakan mereka akan mampir dahulu ke air terjun Sendang Gile.
Air terjun Sendang Gile memiliki ketinggian sekitar 60 meter, namun aliran airnya hanya ada satu dengan dua umpakkan. Kendati demikian, tetap saja indah untuk dinikmati.
Bagaimana tidak, setelah letih berjuang kembali dari air terjun Tiu Kelep dengan melewati jalan setapak. Pengunjungpun bisa berleha-leha di areal Sendang Gile.
Tinggal memesan segelas kopi atau teh manis, pengunjung tinggal duduk melihat air terjun yang berada di hadapan mata. Tapi kalau belum puas juga bermain air, dipersilakan untuk terjun ke aliran sungai yang menampung curahan deras air tersebut.
Nah, di lokasi air terjun Sendang Gile ini, sudah ada warung milik penduduk setempat yang menjual makanan dan minuman serta tersedia juga fasilitas mushala dan tempat pemandian umum.
Biasanya pada akhir pekan atau hari Minggu, banyak wisatawan yang mengunjungi objek wisata air terjun Sendang Gile. Meski saat ini, menurun jumlah wisatawannya pasca gempa.
Menunggu polesan
Potensi keindahan alam karya Sang Maha Kuasa itu, sebenarnya saat ini tinggal menunggu polesan manis dari pihak terkait khususnya pemerintah yang menangani bidang pariwisata.
Salah satu yang bisa dipoles seperti membenahi jalan setapak yang ekstrem tersebut demi mengedepankan keselamatan si pengunjung. Kemudian rambu-rambu jalur yang berbahaya.
"Tinggal dipoles sedikit saja, saya yakin objek wisata itu bisa terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan baik nusantara maupun luar negeri," kata Iwan, wisatawan asal Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Setelah aspek prasarana dan sarana dipenuhi, pengelola bisa menjual paket perjalanan dan menjadi solusi ampuh sementara untuk menambah pemasukkan pendapatan warga setelah mata pencaharian selama ini terhenti dari profesi porter atau guide ke Gunung Rinjani.
Seperti diketahui, Gunung Rinjani sampai sekarang masih tertutup untuk pendakian. Namun, setidaknya objek wisata alam yang ada dapat dioptimalkan. Paket perjalanan itu bisa ditawarkan melalui media sosial. Hal itu terbukti banyak wisatawan mancanegara yang melancong ke air terjun tersebut.
Kawasan Senaru juga masih menjadi tempat favorit untuk dikunjungi wisatawan mancanegara karena lokasinya berudara sejuk. Hingga tidak salahnya mengikuti tawaran paket perjalanan wisata.
Nah, saat ini, tinggal menunggu bagaimana mengembangkan potensi wisata air terjun Tiu Kelep, surga tersembunyi di kaki Gunung Rinjani. Wassalam.*
Baca juga: Aktivitas perekonomian warga kaki Rinjani lumpuh pascagempa
Baca juga: Rinjani menikmati istirahat panjang pascagempa
Pewarta: Riza Fahriza dan Dhimas Budi Pratama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019