"Mereka-mereka yang biasa menggunakan kekerasan, intimidasi, polisi jangan ragu-ragu menegakkan hukum itu. Kami mengutuk berbagai bentuk kekerasan, dan kami lebih percaya kepada NU. Karena selama ini terbukti loyalitasnya, dedikasinya bagi bangsa negara, bagi kemaslahatan umat," kata Hasto di sela-sela Safari Kebangsaan IX di Lampung, Sabtu (2/3) malam.
Hasto pun meminta semua pihak untuk tidak menguji kesabaran NU.
"NU itu yang selama ini banyak mengalah. Jangan kemudian dilakukan upaya untuk provokasi. NU itu punya semangat hubulwatan minal iman, di mana pada 22 Oktober 1945 ke luar Resolusi Jihad," kata Hasto
Hasto melanjutkan, nahdliyin telah banyak berkeringat dalam mempertahankan keutuhan NKRI. Karena itu, seharusnya semua pihak menghormati ormas terbesar di Indonesia itu.
"Jangan uji kesabaran dari NU. Kalau mereka sudah betul-betul tersinggung, aduh, Inggris saja kalang kabut saat itu," kata Hasto.
Yang dimaksud Hasto dengan Inggris adalah peristiwa perang 10 Nopember 1945 di Surabaya, dimana para santri NU berperang mengusir pasukan Inggris yang memboncengi pasukan Belanda saat itu.
Sekretaris TKN Jokowi- Ma'ruf itu menambahkan, NU sejauh ini juga banyak berperan mempersatukan anak bangsa.
"Karena itulah kepada pihak mana pun, terlebih yang baru datang, yang tidak ikut berkeringat di dalam perjuangan kemerdekaan, jangan uji kesabaran NU. Selama ini NU sangat sabar, dan menjaga norma-norma tertib dalam masyarakat kita," jelasnya.
Sementara itu, Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia Zuhairi Misrawi menambahkan, meski polisi sudah menetapkan sebelas tersangka dalam peristiwa itu, polisi harus mengungkap kasusnya ke publik.
Cendikiawan NU ini mengatakan organisasinya selama ini sangat mengedepankan keberadaban dan menjunjung tinggi supremasi hukum. Dia mengatakan, NU sangat mencintai kedamaian.
"Kami berterima kasih kepada aparat penegak hukum, karena dengan tegas menegakan hukum kepada siapa pun yang menebarkan kekerasan, menebarkan konflik di antara masyarakat. Jadi NU selalu damai, dan NU percaya bahwa negara bisa melindungi segenap kelompok, suku, agama dari kelompok-kelompok intoleran," ujar pria yang akrab disapa Gus Mis itu.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019