Timika, Papua, (ANTARA Newa) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Khusus Papua mendorong para pengusaha di wilayah itu untuk melakukan ekspor komoditas unggulan ke berbagai negara langsung dari Papua.Kami di Papua dan Papua Barat ditugaskan khusus oleh bapak Dirjen untuk mendorong ekspor. Makanya saya menugaskan semua kepala kantor pengawasan dan pelayanan bea cukai (KPPBC) di seluruh Papua dan Papua Barat untuk mendorong kegiatan ekspor dari Pap
Kakanwil DJBC Khusus Papua, Akhmad Rofiq yang dihubungi dari Timika, Minggu, mengatakan upaya mendorong kegiatan ekspor komoditas unggulan Papua seperti hasil perikanan, pertanian (kopi dan lainnya) merupakan instruksi langsung dari Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi.
"Kami di Papua dan Papua Barat ditugaskan khusus oleh bapak Dirjen untuk mendorong ekspor. Makanya saya menugaskan semua kepala kantor pengawasan dan pelayanan bea cukai (KPPBC) di seluruh Papua dan Papua Barat untuk mendorong kegiatan ekspor dari Papua, khususnya bagaimana mewujudkan kegiatan ekspor perdananya," kata Rofiq.
Saat menggelar pertemuan dengan para pengusaha dan perusahaan mitra kerja KPPBC Amamapare di Timika belum lama ini, Akhmad Rofiq juga menyampaikan permintaan serupa.
"Kalau ada perusahaan bapak dan ibu yang mau melakukan kegiatan ekspor, silakan berhubungan dengan bea cukai. Kami akan membantu sepenuhnya, termasuk yang selama ini sudah melakukan ekspor, tapi tidak melalui pintu pelabuhan di Papua," ujarnya.
Rofiq mengatakan sebetulnya ada banyak komoditas unggulan Papua dan Papua Barat yang telah diekspor ke mancanegara, hanya saja tidak dilakukan langsung dari Papua tetapi melalui pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan atau Surabaya, Jawa Timur.
Menurut dia, daripada para pengusaha tersebut harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mengirim barang ke Makassar atau Surabaya maka sebaiknya kegiatan ekspor komoditasnya langsung dilakukan dari Papua. Hal itu dinilai penting untuk menggenjot penerimaan negara dari kegiatan ekspor bea keluar dari Papua.
"Kalau ke Makassar atau Surabaya, sudah pasti tambah cost. Padahal semua prosedur ekspor bisa dilakukan di Papua. Kalau ada pemeriksaan, semua dilakukan di sini. Selama ini sudah banyak komoditas kita yang diekspor tapi karena tidak pernah tercatat di Papua, akhirnya seolah-olah komoditas itu diespor dari Makassar atau Surabaya," ujarnya.
Komoditas utama ekspor Papua hingga kini masih didominasi oleh komoditas hasil tambang yaitu biji konsentrat yang dihasilkan dari pertambangan PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Kabupaten Mimika.
Pada 2018, ekspor konsentrat Freeport mencapai 1,2 juta ton, namun tahun ini diperkirakan akan mengalami penurunan drastis yang ditaksir hanya sekitar 300-an ton. Kondisi itu dipicu oleh akan segera berhentinya operasi tambang terbuka Grasberg. Freeport ke depan mengandalkan sejumlah tambang bawah tanahnya untuk menyuplai konsentrat ke pabrik smelter yang ada di Gresik, Jawa Timur.
Produksi konsentrat yang dihasilkan tambang bawah tanah Freeport diperkirakan baru akan mencapai puncaknya pada sekitar 2022-2023.
Baca juga: Tingkatkan ekspor Papua, Rini instruksikan Sucofindo buka kantor di Jayapura
Baca juga: Pengusaha papua ekspor kerapu ke Hongkong
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019