Hujan deras yang turun di Kemayoran menjadi bahan lelucon Tohpati saat menyapa penonton.
"Hujan di luar ya? Jadi masuk sini buat berteduh apa nonton saya?" ujar dia seraya tersenyum.
Gitaris jazz itu lalu membawakan lagu pertama, "Cendrawasih" dari album solo ketiganya "It's Time" yang nada-nadanya membuat pendengar langsung merasa berada di tanah Papua.
"Tadi itu lagu 'Cendrawasih' semoga bisa bayangin burung Cendrawasih ya, jangan yang lain," seloroh dia.
Dari "Cendrawasih", Tohpati mengubah suasana dengan lagu "Barongsai" yang kental dengan nuansa musik China.
Setelah membawakan lagu dari album "Serampang Samba" (2002), Tohpati memainkan "Kahyangan", "Dewata" dan "Mahabarata".
Sesekali dia mengungkapkan cerita singkat di balik lagu yang dibawakan malam ini. "Dewata", kata Tohpati, diambil dari album ketiga yang rilis sebelas tahun lalu.
"Saya berusaha tiap tahun mengeluarkan album, walau...enggak laku," katanya, disambut tawa penonton yang bergemuruh.
"Tapi di Instagram (lagunya) di-cover dari Sabang sampai Merauke, bangga juga. Tepuk tangan buat saya!" ujar Tohpati penuh canda, dan ratusan penonton pun sontak bertepuk kencang.
Pertunjukan Tohpati diramaikan dengan kehadiran penyanyi Malaysia Sheila Majid yang membawakan lagu-lagunya yang terkenal, seperti "Selamanya", "Antara Anyer dan Jakarta" serta "Sinaran".
Baca juga: Isyana tampil bersama kakak di panggung Java Jazz 2019
Baca juga: Para penampil hari terakhir Java Jazz 2019
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019