"Kemarin (Minggu) sudah terlihat beberapa korban yang terjepit bebatuan, jaraknya sekitar 15 meter," kata Kepala Seksi Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Abdul Muin Paputungan yang dihubungi menggunakan telepon genggam di Manado, Senin.
Dia mengatakan, proses evakuasi selama dua hari sejak Jumat (1/3) belum membuahkan hasil karena alat berat kesulitan mengakses lokasi di mana puluhan penambang emas tertimbun.
Awalnya, evakuasi korban akan dilakukan setelah mengeluarkan material batu yang menutupi pintu utama lubang, namun diurungkan karena kondisi tanah labil dan mudah longsor.
Alternatif yang dilakukan adalah alat berat menggali lobang di bagian atas bukit sebagai pintu akses tim SAR gabungan melakukan evakuasi.
"Jadi sudah ada lubang besar sebagai akses masuk, korban yang terhimpit batu memang sudah terlihat dan tinggal dievakuasi pagi ini," ujar Muin.
Evakuasi korban, lanjut dia, sebelumnya direncanakan dilakukan pada Minggu (3/3) pukul 22.00 WITA.
Hanya saja, rencana itu tidak dilaksanakan karena memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan. "Kami berharap pagi ini cuaca cerah sehingga dapat memudahkan proses evakuasi," ujarnya.
Puluhan penambang emas tertimbun material longsor saat berada dalam lobang pada Selasa (28/2) pukul 21.10 WITA.
Kronologinya, saat menambang emas tiba-tiba tiang dan papan lubang galian patah akibat kondisi tanah yang labil serta banyaknya lubang galian tambang.
Hingga Jumat (1/3) pukul 12.00 Wita atau hari kelima proses evakuasi, korban meninggal dunia tercatat sebanyak delapan orang, dan 20 orang dinyatakan selamat.
Baca juga: Kapolda Sulut semangati personelnya di lokasi longsor penambangan
Baca juga: Puluhan penambang emas tertimbun longsoran di Bolaang Mongondow
Baca juga: Tim lanjutkan pencarian korban tertimbun longsor Bolaang Mongondow
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019