Manado, (ANTARA) - Evakuasi lanjutan korban longsor penambangan emas tanpa izin (PETI) Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara menggunakan sistem "High Angle Rescue" (penyelamatan di ketinggian).Teknik ini digunakan setelah dibuat lubang dari sisi atas bukit, kemudian tim evakuasi turun
"Teknik ini digunakan setelah dibuat lubang dari sisi atas bukit, kemudian tim evakuasi turun," kata Kepala Seksi Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolaang Mongondow Abdul Muin Paputungan, saat dihubungi dari Manado,Senin.
"Kedalaman lubang bervariasi, ada yang 10 meter hingga 15 meter, korban sudah terlihat dan terjepit bebatuan," tambahnya.
Evakuasi korban yang dilakukan sejak pagi ini, berbeda dengan sebelumnya di mana korban dikeluarkan melalui celah yang ada pada pintu utama tambang.
"Jadi sisi keselamatan dan keamanan evakuasi menggunakan teknik ini akan dikaji matang," ujarnya.
Tim SAR gabungan telah bekerja maksimal 1X24 jam, dan untuk proses evakuasi menggunakan sistem shift agar kondisi tetap bugar.
Puluhan penambang emas tertimbun material longsor saat berada dalam lubang pada Selasa (28/2) pukul 21.10 WITA.
Kronologinya, saat menambang emas tiba-tiba tiang dan papan penyanggah lubang galian patah akibat kondisi tanah yang labil serta banyaknya lubang galian tambang.
Hingga Jumat (1/3) pukul 12.00 WITA atau hari kelima proses evakuasi, korban meninggal dunia tercatat sebanyak delapan orang, dan 20 orang dinyatakan selamat.
Sebanyak 60 kantong jenazah disiapkan dalam lanjutan evakuasi korban tersebut.
Baca juga: Puluhan penambang emas tertimbun longsoran di Bolaang Mongondow
Baca juga: Tim lanjutkan pencarian korban tertimbun longsor Bolaang Mongondow
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019