Ukuran porsi untuk hidangan pembuka dan makanan penutup meningkat dari dekade ke dekade. Ukuran porsi makanan pembuka naik sekitar 13 gram per dekade, sementara makanan penutup bertambah 24 gram. Ukuran lauk tetap sama.
Studi membandingkan 10 restoran fast food: Arby’s, Burger King, Carl’s Jr, Dairy Queen, Hardee’s, Jack in the Box, KFC, Long John Silver’s, McDonald’s dan Wendy’s pada 1986, 1991 dan 2016.
Hasilnya, kandungan kalori di menu pencuci mulut naik 30 kalori setiap 10 tahun, kandungan kalori menu penutup naik 62 kalori setiap 10 tahun.
Menu-menu utama juga mengalami kenaikan kandungan sodium sekira 4,6 persen nilai harian per dekade.
"Terlepas dari banyaknya pilihan yang ditawarkan di restoran cepat saji, beberapa di antaranya lebih sehat daripada yang lain, kalori, ukuran porsi, dan kandungan natrium secara keseluruhan telah memburuk (meningkat) dari waktu ke waktu dan tetap tinggi," kata Megan McCroy, peneliti utama studi tersebut, Time, Minggu (3/3).
Pelanggan juga ditawari lebih banyak pilihan menu selama periode penelitian ini. Jumlah makanan pembuka, makanan pendamping dan makanan penutup meningkat 226 persen, yang menyebabkan peningkatan sekitar 22,9 item menu per tahun, kata studi tersebut.
Rata-rata, penelitian ini menunjukkan bahwa item menu baru sangat tidak sehat karena hidangan pembuka yang tersedia selama tiga tahun tidak memiliki peningkatan natrium, energi, atau ukuran porsi yang besar.
McCroy mengatakan bahwa dia dan penulis studi merasa bahwa beberapa perubahan kebijakan, seperti persyaratan untuk restoran fast food untuk menampilkan konten kalori, adalah langkah ke arah yang benar.
Namun mereka mengatakan restoran fast food harus mulai membuat penyesuaian yang lebih besar untuk mempromosikan makan yang lebih sehat, seperti mengurangi ukuran porsi.
Baca juga: McDonald's Jepang digoyang isu "gigi" dalam burger
Baca juga: Internet kalahkan televisi dalam iklan "fast food"
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2019