Seluas 80 hektare lahan milik Pemerintah Kota Palu di Kelurahan Tondo, tepatnya di belakang Universitas Tadulako dipilih sebagai lokasi pembangunan 1.000 huntap dan 500 unit di Kelurahan Duyu di mana tiap unit memiki luas bangunan 36 meter persegi.
"Huntap ini cukup layak untuk sebuah hunian. Kita memberikan bantuan berupa sesuatu yang layak," kata Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma usai peletakkan batu pertama pembanguan 1.000 unit huntap di Kelurahan Tondo.
Sugianto memastikan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia akan melibatkan warga Kota Palu terutama pengungsi korban bencana dalam pengerjaan 1.000 huntap.
Pelibatan warga Kota Palu khususnya pengungsi korban bencana yang kehilangan tempat tinggal dilakukan sebagai salah satu cara memulihkan kondisi perekonomian seluruh korban terutama yang kehilangan harta benda, mata pencaharian dan modal usaha.
"Kita upayakan melibatkan semua korban untuk mengerjakan huntap ini. Korban bencana boleh bekerja di sini. Sehari kita beri upah Rp150 ribu," ucapnya.
Dia menjelaskan dana yang dikucurkan untuk pembanguan tiap 1.000 unit huntap tersebut tidak kurang dari Rp100 miliar dan ditargetkan rampung dalam enam bulan ke depan.
Kawasan huntap tersebut dilengkapi berbagai fasilitas umum seperti tempat ibadah, tempat bermain, taman dan pasar terutama penyediaan sarana kebutuhan dasar yakni air dan listrik.
Sementara itu Wali Kota Palu Hidayat saat memberikan sambutan dalam acara peletakkan batu pertama tersebut mengatakan pembangunan 1.500 unit huntap itu tidak lepas dari perjuangan yang cukup panjang.
"Perjuangan kita ini cukup panjang. Ada lima kali kita bertemu dengan pihak Yayasan Buddha Tzu Chi untuk melobi dan mendiskusikan mengenai bantuan huntap ini," kata Hidayat.
Dia menjelaskan sebenarnya pemerintah pusat berencana memulai pembangunan huntap pada 2020 dan selama kurun waktu tersebut pengungsi korban bencana akan menghuni hunian sementara (huntara) yang dibangun Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan berbagai Non Government Organization (NGO).
"Alhamdulillah tidak harus menunggu dua tahun untuk dibangunkan huntap di sini. Saya berharap Kementrian PUPR dapat membangunkan huntap untuk pengungsi tahun ini," harapnya.
Dia juga memohon kepada Ketua Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Sulteng Kementrian PUPR Arie Setiadi Moerwanto agar secepatnya menyediakan sarana air bersih dan listrik di kawasan huntap.
Sekdaprov Sulteng Hidayat Lamakaret berharap pembangunan huntap di daerah terdampak bencana di Sulteng yang dimulai oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dapat memotivasi lembaga dan yayasan kemanusiaan dalam dan luar negeri untuk ikut membantu membangun huntap untuk korban bencana yang kehilangan rumah.
"Semoga mendorong lembaga lain untuk membantu mendirikan huntap. Semoga huntap ini bisa selesai dikerjakan sesuai jadwal sehingga tidak lama dapat diresmikan dan dihuni," ujarnya.
Baca juga: Pemerintah diminta segera bangun hunian tetap di Sulteng
Baca juga: Huntara mulai ditempati korban likuifaksi Petobo-Sulteng
Pewarta: Rolex Malaha
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019