Kematian ibu melahirkan di Majene meningkat

4 Maret 2019 21:45 WIB
Kematian ibu melahirkan di Majene meningkat
PENCEGAHAN POTENSI KEMATIAN IBU HAMIL Petugas Surveilans Kesehatan Ibu Anak (Gasurkes KIA) memeriksa tekanan darah salah satu ibu hamil di Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (25/10/2018). Pemerintah Kota Semarang menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan keliling secara gratis dalam program Gerakan Ibu Anak Sehat (GIAT) dengan inovasi deteksi dini terhadap permasalahan kesehatan serta pencegahan potensi kematian ibu hamil dan janinnya. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Kasus kematian ibu melahirkan di Kabupaten Majene untuk tiga tahun terakhir berfluktuasi dan cenderung mengalami peningkatan. Tahun 2016 tercatat delapan kasus kemudian turun pada 2017 menjadi 5 kasus dan tahun 2018 mengalami peningkatan hingga 100 p

Kasus kematian ibu melahirkan di Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat pada 2018, mengalami peningkatan yang cukup siginifikan, yakni hingga 50 persen.

"Kasus kematian ibu melahirkan di Kabupaten Majene untuk tiga tahun terakhir berfluktuasi dan cenderung mengalami peningkatan. Tahun 2016 tercatat delapan kasus kemudian turun pada 2017 menjadi 5 kasus dan tahun 2018 mengalami peningkatan hingga 100 persen, yakni 10 kasus," kata Wakil Bupati Majene Lukman, Senin.

Ia mengaku khawatir dengan tren peningkatan kasus kematian ibu yang terus meningkat,   jumlahnya akan mencapai 12 kasus  tahun 2019 atau setiap bulan ada satu kasus kematian.

"Hingga akhir Februari ini saja sudah mencapai dua kasus kematian ibu saat melahirkan," tutur Lukman.

Ia mengatakan, satu ibu yang meninggal karena melahirkan, maka akan mempengaruhi angka harapan hidup di Majene dan hal tersebut menjadi parameter keberhasilan pemerintahan.

"Satu ibu yang meninggal karena melahirkan, maka isunya luar biasa akan mempengaruhi angka harapan hidup sehingga akan mempengaruhi indeks pembangunan manusia dan parameternya juga karena keberhasilan pemerintahan," kata  Lukman.

Wabub Majene mengatakan, koordinasi kepala PKM, Camat, Lurah dan Kepala Desa perlu dimaksimalkan lagi.

Dia mengatakan camat  harus aktif menginformasikan kepada masyarakat khususnya faktor eksternal yang menyebabkan kasus kematian ibu.

Ia juga menyarankan agar anggaran desa harus terkoneksi dengan persoalan kesehatan.

"Tidak hanya membangun rabat beton, karena hal tersebut bisa di kerjakan oleh dinas terkait. Kalau ada orang mati, itu juga persoalan kami, belum masalah stunting ini juga pekerjaan berat semua pihak harus fokus memikirkan ini," kata Lukman.

Pelaksa tugas Kepala Dinas Kesehatan Majene Sudirman mengatakan, komitmen untuk menekan kasus kematian ibu melahirkan itu, telah dilakukan pemerintah setempat melalui Diseminasi Hasil Kajian Audit Maternal Perinatal yang dilaksanakan pada akhir pekan lalu.

Diseminasi hasil kajian audit maternal perinatal itu lanjutnya, merupakan upaya dalam mewujudkan penurunan kematian ibu dan bayi di Kabupaten Majene.

"Untuk itu perlu peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada ibu dan perinatal di tingkat pelayanan dasar, rujukan primer maka dikembangkan konsep audit meternal-perinat. Audit ini dapat dimanfaatkan untuk mengindentifikasi faktor medik, nonmedik dan faktor pelayanan kesehatan yang berpengaruh kepada kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal," terang Sudirman. 

Pewarta: Amirullah
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019