Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan Jakarta berstatus waspada terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD), dimana sampai tanggal 3 Maret 2019 ditemukan 2.343 kasus.Dinkes sudah memetakan RW yang rawan DBD di Jakarta ada 84 RW rawan, dimana Jakarta Pusat ada 3 RW, Jakarta Utara ada 7 RW, Jakarta Selatan ada 11 RW, Jakarta Timur ada 25 RW dan Jakarta Barat 38 RW.
"Meskipun belum KLB, tapi kami tetap harus waspada jangan sampai ini terjadi," kata Kepala Dinkes DKI, Widyastuti di Jakarta Pusat, Senin.
DBD adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue yang menginfeksi bagian tubuh dan sistem peredaran darah manusia ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty yang terinfeksi.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam pengendalian DBD melalui tiga prinsip dalam upaya mencegah Penyebaran DBD melalui promotif, preventif dan kuratif.
Upaya promotif diantaranya melalui kegiatan penyuluhan, promosi kegiatan pengendalian DBD dengan menyebarluaskan lnformasi ke masyarakat menggunakan media tentang Waspada DBD dan pengendaliannya yaitu dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Plus.
Kemudian upaya preventif dengan penguatan regulasi melalui kebijakan sebagai upaya pengendalian DBD diantaranya Perda Nomor 6 tahun 2007 tentang pengendalian DBD dan Instruksi Gubernur Nomor 7 Tahun 2019 tentang Penanganan Peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue.
"Memetakan daerah rawan DBD hingga tingkat RW sehigga pengendalian kasus DBD lebih fokus dalam rangka memutus mata rantai penularan DBD," kata Widyastuti.
Dinkes sudah memetakan RW yang rawan DBD di Jakarta ada 84 RW rawan, dimana Jakarta Pusat ada 3 RW, Jakarta Utara ada 7 RW, Jakarta Selatan ada 11 RW, Jakarta Timur ada 25 RW dan Jakarta Barat 38 RW.
"Sedangkan upaya kuratif diantaranya dalam memberikan tatalaksana yang baik dan benar bagi pasien DBD dengan Penguatan kompetensi SDM melalui pembekalan kembali tata laksana klinis DBD kepada para dokter puskesmas/klinik, RS maupun tenaga kesehatan masyarakat," kata Widyastuti.
Melalui upaya pengendalian Penyakit DBD yang komprehensif diharapkan efektif dalam menurunkan angka kesakitan akibat DBD di DKI Jakarta, katanya.
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019