Pakistan-India pulihkan layanan kereta

4 Maret 2019 23:38 WIB
Pakistan-India pulihkan layanan kereta
Seorang penumpang dari India melambaikan tangan ke arah kerabatnya saat ia berangkt dengan Samjhota Express, yang layanannya sempat dihentikan setelah Pakistan menembak jatuh dua pesawat militer India, menurut para pejabat Pakistan di stasiun kereta api di Lahore, Pakistan, 4/3/2019. REUTERS/Mohsin Raza
Islamabad, Pakistan (ANTARA) - Layanan kereta yang beroperasi antara India dan Pakistan dipulihkan pada Senin, demikian dilaporkan media resmi di Islamabad.

Samjhota Express dibekukan pekan lalu, sehubungan dengan ketegangan yang terjadi antara kedua negara tetangga --yang memiliki senjata nuklir.

Menurut media resmi Radio Pakistan, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin malam, kereta yang membawa sebanyak 150 penumpang meninggalkan Kota Lahore di bagian timur-laut Pakistan pada Senin pagi.

Samjhota Express sejak 1976 sudah menjadi layanan kereta dua-mingguan yang beroperasi antara Kota Amritsar di India dan Lahore.

Pekan lalu, beberapa jet tempur India memasuki wilayah udara Pakistan dan New Delhi menyatakan beberapa "teroris telah tewas di dalam satu kamp pelatihan Jaish-e-Mohammad (JEM)", kelompok gerilyawan fanatik yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman bunuh diri yang menewaskan lebih dari 40 prajurit India pada pertengahan Februari.

Pakistan, yang telah melarang JEM sejak 2002 tapi dituduh oleh India menyediakan tempat perlindungan kelompok itu, membantah pernyataan tersebut dan mengatakan jet India telah menjatuhkan bom di hutan kosong.

Hubungan antara kedua negara tetangga yang memiliki senjata nuklir itu bertambah keruh ketika pesawat tempur dari kedua pihak terlibat dalam pertempuran di udara di sepanjang perbatasan Kashmir, yang menjadi sengketa. India dan Pakistan mengklaim telah menjatuhkan pesawat masing-masing dan seorang pilot India ditangkap.

Dalam tindakan untuk meredakan ketegangan, Pakistan menyerahkan pilot yang ditangkap, Abhinandan Varthaman, kepada Pemerintah India pada Jumat lalu.

AS, Uni Eropa dan Turki serta banyak negara lain telah mendesak kedua negara tersebut agar menyelesaikan silang pendapat mereka melalui pembicaraan.

Kedua negara Asia Selatan itu telah tiga kali terlibat perang, yaitu pada 1948, 1965 dan 1971 --dua di antaranya mengenai Kashmir-- sejak keduanya berpisah pada 1947.

Baca juga: Cendekiawan: PBB mesti ikut redakan ketegangan Pakistan-India
Baca juga: Api permusuhan Pakistan dan India tampak meredup


 
Penyunting: Chaidar Abdullah

Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019