Industri manufaktur nasional memiliki peluang besar untuk lebih meningkatkan nilai ekspor ke Australia pascapenandatanganan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).Karena industri otomotif di sana (Australia) tutup semua. Ini menjadi peluang bagi kita
"Kami sangat menyambut baik kerja sama ekonomi yang komprehensif ini, karena menjadi momentum untuk sama-sama memacu pertumbuhan ekonomi yang saling menguntungkan bagi kedua negara," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.
IA-CEPA diteken Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Simon Birmingham, yang turut disaksikan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
Menurut Airlangga, ekspor Indonesia akan meningkat ke Australia, karena komitmen Negara Kanguru itu untuk mengeliminasi bea masuk impor untuk seluruh pos tarifnya menjadi 0 persen.
Beberapa produk Indonesia yang berpotensi untuk ditingkatkan ekspor antara lain otomotif (khususnya mobil listrik dan hibrid), kayu dan turunannya termasuk furnitur, tekstil dan produk tekstil, ban, alat
komunikasi, obat-obatan, permesinan, serta peralatan elektronika.
IA-CEPA memberikan persyaratan QVC (kualifikasi konten lokal) yang lebih mudah untuk kendaraan listrik dan hibrid asal Indonesia, sehingga industri otomotif Indonesia dapat mengekspor kendaraan listrik dan hibrid ke Australia tanpa harus membangun seluruh teknologi dan fasilitas produksi dari nol.
Diharapkan kendaraan listrik dan hybrid menjadi andalan ekspor RI masa depan.
"Bagi Indonesia, ekspor produk manufaktur yang tengah kita pacu adalah tekstil, clothing dan footwear. Selama ini, komoditas ekspor unggulan Indonesia ke Negara Kanguru tersebut, antara lain furnitur, produk karet dan kimia olahan, makanan dan minuman, tekstil, serta elektronika," ungkap Airlangga.
Ia juga menyampaikan, pihaknya masih berkeinginan untuk dapat meningkatkan ekspor ke Australia berupa kendaraan dalam bentuk utuh (completely built up/CBU) baik itu mesin menggunakan bahan bakar maupun elektrik.
"Karena industri otomotif di sana (Australia) tutup semua. Ini menjadi peluang bagi kita," ujarnya.
Baca juga: IA CEPA hapuskan bea masuk barang asal Indonesia ke Australia
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019