Situasi tersebut diperparah dengan kiriman air dari Bogor yang membuat saluran air di kawasan Green Garden tak mampu menampung debit air dan meluap.
Kasudin Tata Air Jakarta Barat Imron Syahrin menegaskan genangan di kawasan Green Garden disebabkan debit air yang tinggi dari hulu dan diperburuk dengan kali Angke yang belum di-seatpel sepanjang 500 meter.
Hal itu disebabkan banyak lokasi di garis sepadan kali yang dijadikan hunian warga. Akibatnya jarak kali dengan pemukiman warga hanya tersisa 30 centimeter.
“Akibatnya terjadi genangan terjadi di kawasan itu,” katanya.
Untuk mengantisipasi genangan, pihaknya telah menyiapkan pompa berkapasitas 1.000 liter per detik yang kemudian ditempatkan di dekat kali untuk membantu penyedotan.
Selain di kawasan Angke, Imron mengakui genangan juga sempat terjadi di beberapa titik seperti Kembangan Utara dan kawasan Patra.
Kasie Pemerintahan dan Ketertiban Kelurahan Kedoya Utara, Mustamin mengatakan jajarannya diperintahkan untuk membantu menangani kemacetan di lokasi genangan.
“Sejak pagi kami sudah berjaga di sini untuk mengatur lalu lintas untuk membantu mengurai kemacetan,” katanya.
Berdasarkan pantauan di lokasi, genangan di kawasan Green Garden terjadi sejak pagi. Cekungan di kawasan itu membuat air dari sejumlah titik berkumpul dan menjadi kubangan.
Genangan air tersebut juga menimbulkan kemacetan dan memaksa sejumlah kendaraan yang melintas untuk mengurangi kecepatan dan menghindari genangan.
Tata (35), warga setempat yang sedang melintas di lokasi genangan menyebut kemacetan tersebut sudah terjadi sejak pagi hari. “Macetnya sudah sejak pagi dan tidak berkurang,” kata Tata.
Tata menyebut banjir yang menggenangi Green Garden ini cukup mengejutkan. Banjir di kawasan ini terakhir kali terjadi pada 2014. Kala itu sejumlah warga terpaksa mengungsi karena genangan masuk rumah.
Hingga kini penanganan tengah dilakukan dan genangan air di kawasan itu mulai surut menjelang siang.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019