Penghijauan hutan di Pegunungan Muria Kudus, Jawa Tengah, mendesak dilakukan demi menjaga kelestarian hutan untuk menjaga ketersediaan sumber air dan pencegahan terjadinya bencana alam, kata pegiat lingkungan hidup.Jangan sampai, penghijauan hutan dilakukan setelah kerusakan yang terjadi semakin parah. Jika kondisinya masih baik bisa ditingkatkan agar lebih baik
"Jangan sampai, penghijauan hutan dilakukan setelah kerusakan yang terjadi semakin parah. Jika kondisinya masih baik bisa ditingkatkan agar lebih baik," kata perwakilan dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara Ratih Loekito ditemui usai menghadiri rapat koordinasi tentang konservasi hutan Muria Kudus di Command Center Kudus, Selasa.
Berdasarkan hasil kajian spasial yang dilakukan pada tahun 1990 hingga 2014, kata dia, terjadi perubahan tutupan hutan dan lahan.
Hal itu, disebabkan karena adanya penambahan jumlah penduduk sehingga membutuhkan lahan, baik lahan produksi maupun tempat tinggal.
"Pada intinya, bagaimana menyeimbangkan antara lahan untuk kepentingan produksi dan lahan untuk konservasi," ujarnya.
Lahan konservasi tersebut, lanjut dia, untuk memenuhi kebutuhan masa depan anak cucu, sedangkan lahan produksi untuk memenuhi kebutuhan saat ini.
Bupati Kudus Muhammad Tamzil menyatakan siap mendukung peran swasta yang berkeinginan melakukan penghijauan di Pegunungan Muria Kudus, seperti Djarum Foundation.
Apalagi, lanjut dia, kondisi hutan di Pegunung Muria Kudus semakin mengkhawatirkan.
"Kami sebagai pemerintah daerah tentunya menyambut baik hal itu. Sebelumnya sudah ada upaya dari Muria Hijau maupun LMDH yang dilakukan secara sporadis, namun memang belum masif," ujarnya.
Nantinya, kata dia, harus dilakukan secara masif agar hasilnya maksimal.
Sambil menunggu petunjuk dari perusahaan yang hendak membantu penghijauan, dia menginstruksikan camat di Gebog dan Dawe untuk memulai mengajak masyarakat untuk mendukung program pelestarian hutan.
"Peraturan bupati juga akan segera disiapkan untuk mengatur tentang aturan penebangan pohon, baik di dalam wilayah perkotaan maupun di kawasan Pegunungan Muria," ujarnya.
Vice Presiden Djarum Foundation FX Supanji menyatakan siap untuk melakukan penghijauan di Pegunungan Muria, mengingat kondisi lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia di sekitarnya.
"Maka bersama-sama menjaga keseimbangan alam ini," ujarnya.
Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Muria Patiayam Sapari mengemukakan bahwa dari areal 400 hektare lahan hutan yang ada di wilayah Pegunungan Muria dan Patiayam memang terdapat lahan kritis dengan luasan 80-an hektare.
Lahan kritis tersebut, tersebar di Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus.
Sementara dari luas 400 hektare, sekitar 300 hektare di antaranya masuk Kabupaten Kudus, sedangkan sisanya masuk dalam wilayah Kabupaten Jepara seluas 100 hektare.
Rencana penghijauan yang digagas pemerintah daerah berkolaborasi dengan swasta, kata dia, tentunya disambut positif.
Baca juga: Kebakaran hutan di Pegunungan Muria bisa dipadamkan
Baca juga: 22 mahasiswa asing diperkenalkan Kopi Muria
Baca juga: Ahli: PLTN tak layak dibangun di Muria
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019