Pemain berusia 30 tahun itu memberikan umpan matang kepada Hakim Ziyech dan David Neres yang membuat Ajax memimpin 2-0 dan mencetak satu gol melalui permainan cemerlang untuk mengubah skor menjadi 3-0.
"Ini mungkin permainan sepak bola terbaik yang pernah saya mainkan," kata Tadic kepada wartawan usai pertandingan.
"Kami mengalahkan klub terbaik dunia. Saya sangat bangga dan saya kira kami telah membuat gembira banyak orang malam ini," katanya.
Tadic, yang bergabung dengan Ajax tahun lalu setelah kurang mendapat tempat selama empat tahun bersama Southampton, benar-benar membuat tidak berdaya lapangan tengah Real Madrid yang dijaga trio Toni Kroos, Luka Modric dan Casemiro.
"Zidane selalu menjadi pemain favorit saya. Mungkin saya terlalu sering menyaksikan tendangan sontekan dia," katanya.
Dengan kemenangan tersebut, Ajax memupus harapan Real Madrid untuk mempertahankan gelar karena secara keseluruhan unggul 5-3 setelah kalah 1-2 pada pertemuan pertama bulan lalu di Amsterdam.
Meski bermain di hadapan pendukung tuan rumah, Ajax sama sekali tidak memperlihatkan tanda-tanda ketakutan dan justru menampilkan permainan yang mengingatkan kepada masa jaya klub itu di era pelatih Louis van Gaal yang sukses merebut gelar juara Liga Champions secara beruntun pada 1995 dan 1996.
"Penampilan kami mendekati sempurna. Melihat dua pertandingan ini, kami jelas pantas lolos ke babak berikutnya. Saya benar-benar menikmati melihat permainan tim saya malam in," kata pelatih Ajax, Erik ten Hag.
Sementara itu kapten Ajax, Matthijs de Ligt mengakui bahwa timnya menjadi termotivasi setelah menyadari bahwa penantian selama 24 tahun untuk meraih gelar juara kelima, nyaris sirna.
Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019