• Beranda
  • Berita
  • Guru besar : rami dapat jadi tanaman serat alternatif di Sumbar

Guru besar : rami dapat jadi tanaman serat alternatif di Sumbar

6 Maret 2019 14:58 WIB
Guru besar : rami dapat jadi tanaman serat alternatif di Sumbar
Guru besar Ilmu Budi Daya Pertanian Unand Padang Prof Reni Mayerni menyampaikan orasi ilmiah di Padang, Rabu (6/3) (Antara Sumbar/Humas)
Guru besar Ilmu Budi Daya Pertanian Universitas Andalas (Unand) Padang, Prof Reni Mayerni mengemukakan tanaman rami atau Boehmeria nive (L.) Gaud dapat menjadi tanaman serat alternatif di Sumatera Barat untuk mengurangi ketergantungan terhadap kapas sebagai bahan baku utama tekstil.

"Penggunaan serat alam dapat diambil dari rami karena karakteristiknya hampir menyerupai kapas dan dapat digunakan sebagai bahan baku tekstil," kata dia di Padang, Rabu.

Ia menyampaikan hal itu pada orasi ilmiah pengukuhan guru besar dengan judul Potensi Pengembangan Rami Sebagai Tanaman Serat Alternatif di Sumatera Barat.

Menurutnya Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, sehingga industri tekstil mengalami pertumbuhan pesat.

"Akan tetapi yang terjadi di lapangan saat ini produksi dan produktivitas tanaman kapas terus turun, pada 2015 total produksi kapas 1.712 ton dan 2016 turun jadi 695 ton sehingga harus diimpor," katanya.

Ia menyampaikan serat rami mempunyai kekuatan yang lebih baik dibanding kapas , tidak mudah putus dan lebih panjang.

"Serat rami memiliki ciri khusus yaitu tampilan mengkilap, terasa sejuk dipakai di hari panas, tahan jamur dan cocok dikembangkan di daerah tropis," ujarnya.

Selain itu tanaman rami tidak memiliki syarat yang rumit karena mudah tumbuh di mana saja serta daya adaptasi yang tinggi walau di tanah kurang subur atau kurang air.

"Bahkan, rami juga tumbuh dengan baik di lahan gundul atau lereng ketinggian dengan kemiringan besar," kata dia.

Tidak hanya itu semua bagian rami dapat dimanfaatkan mulai dari akar, batang, kulit batang, dan sampai pucuk daun sehingga potensinya sebagai komoditas ekspor dapat mengganti kebutuhan serat kapas dalam negeri.

Reni menyampaikan pihaknya sudah mencoba budi daya rami di kebun percobaan Fakultas Pertanian Unand dengan menanam lima klon rami yang mampu tumbuh dan beradaptasi dengan baik pada ketinggian lahan 350 meter diatas permukaan laut.

"Klon yang mampu tumbuh tersebut yaitu Indochina , Padang 3, Ramindo 1, Lembang A," ujarnya

Ia juga menemukan penanaman rami lebih hemat lahan dibandingkan kapas sehingga produktivitas per hektare lebih tinggi dari kapas dengan perbandingan 5,65 banding satu karena rami dapat dipanen lima sampai enam kali dalam setahun.

"Jika siklus panen tanaman kapas hanya sekali per musim, rami yang berumur tujuh tahun akan terus berproduksi dan panen 50 hingga 60 hari secara berkelanjutan," ujarnya.
***3***

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019