Untuk tahun ini harus ada 66 ribu kelompok yang dikelola oleh BKKBN yang ada di desa-desa,
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menargetkan membentuk 66 ribu kelompok bina keluarga untuk memberikan sosialisasi tentang kesehatan reproduksi guna menekan angka kematian ibu dan kanker serviks.
“Untuk tahun ini harus ada 66 ribu kelompok yang dikelola oleh BKKBN yang ada di desa-desa, kelompok ini ya Kelompok Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia,” kata Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Dwi Listyawardani mengatakan di Jakarta, Rabu.
Dwi mengatakan program BKKBN yang paling spesifik untuk pencegahan kanker serviks dan payudara serta angka kematian ibu dengan promosi konseling.
“Di dalam promosi konseling tentunya ada substansi tentang apa itu kanker serviks, pencegahannya, bagaimana deteksinya dan seterusnya,” kata dia.
Dia menjelaskan perempuan di Indonesia baru sekitar 30 persen yang memiliki pengetahuan tentang kanker serviks. Sementara untuk remaja putri masih lebih tinggi pengetahuannya yaitu sekitar 50 persen.
“Mungkin karena remaja sudah terekspos internet, namun itu juga masih jauh dari harapan kita,” kata Dwi.
Dia menjelaskan bahwa sebenarnya deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA sudah dibiayai oleh BPJS Kesehatan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional dan bisa dilakukan di Puskesmas.
Data Kementerian Kesehatan per Januari 2019 menyebutkan angka kesakitan kanker payudara sebanyak 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk. Sementara angka kesakitan kanker serviks sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.
Baca juga: BKKBN dorong deteksi dini kanker untuk tekan angka kesakitan
Baca juga: Ibu Negara ajak perempuan Ambon tes IVA
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2019