Pemerintah Provinsi Aceh berharap Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Aceh dapat berperan aktif membantu pemerintah daerah dalam mengampanyekan bahaya penyakit tuberkulosis (TB), sehingga dapat menekan angka penderita penyakit tersebut.Keikutsertaan PPTI dalam kampanye merupakan bagian dari upaya menyadarkan masyarakat dan menekan jumlah penderita TB di Aceh
"Keikutsertaan PPTI dalam kampanye merupakan bagian dari upaya menyadarkan masyarakat dan menekan jumlah penderita TB di Aceh," kata Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah dalam sambutan tertulis dibacakan Plt Sekretaris Daerah Aceh Helvizar Ibrahim di Banda Aceh, Rabu.
Di sela-sela mengukuhkan (PPTI) Aceh yang dipimpin Dyah Erti Idawati yang juga Wakil Ketua TP PKK Aceh, Nova menjelaskan berdasarkan Profil Kesehatan Aceh tahun 2012, setidaknya ada 96/100 ribu penduduk Aceh yang menderita TB dan gangguan pernafasan, dengan jumlah kematian mencapai 1,6/100 ribu orang.
Helvizar menjelaskan, penderita yang tidak menyadari kalau dirinya mengalami TB ini akan sangat berbahaya, karena kelompok tersebut paling potensial menularkan bakteri TB kepada keluarga dan lingkungan sekitarnya.
"Penderita TB penting untuk didata guna menghambat penyebarannya kepada orang lain, karenanya berbagai program terkait pendataan para penderita TB harus kita dukung, salah satunya adalah gerakan TOSS yaitu Temukan Tuberkulosis, Obati Sampai Sembuh, yang digagas Kemenkes," katanya.
Pihaknya juga berharap, Pengurus PPTI yang baru dilantik tersebut dapat menjadi pelopor bagi berjalannya program TOSS di Aceh, agar data para penderita TB dapat terungkap, sehingga langkah penanggulangan TB dapat terus diperkuat.
Ia menyebutkan jumlah penderita TB di Aceh cukup tinggi dengan prevalensi cukup tinggi di Indonesia, mencapai 3,9 persen dari jumlah penduduk.
"Perhimpunan Dokter Paru Aceh menyebutkan di RSUD Zainoel Abidin saja, setidaknya ada 10 hingga 15 orang pasien TB yang harus mendapatkan perawatan setiap hari, belum lagi di rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya," katanya.
Karena itu, ia mengimbau pengurus PPTI yang baru dilantik bisa menjalankan program dengan baik untuk menyadarkan masyarakat tentang bahaya TB, sehingga tidak banyak lagi muncul penderita TB baru di Aceh.
"Masalah kesehatan tidak dapat dicapai hanya dengan upaya pengobatan atau kuratif saja, langkah pencegahan dan pencerahan harus terus dilakukan. Perbaikan di bidang kesehatan tidak bisa hanya melibatkan tim medis, tapi juga PKK, pemuda, tokoh masyarakat dan komunitas lainnya," katanya.
Pemerintah Aceh menyambut baik terbentuknya komunitas jantung sehat, komunitas sadar kanker, komunitas peduli reproduksi termasuk PPTI.
Ketua PPTI Aceh, Dyah Erti Idawati berharap dukungan dari semua pihak dalam upaya menurunkan prevalensi penderita TB di Aceh.
"Kami membutuhkan dukungan dari semua komponen, khususnya Pemerintah Aceh, ahli kesehatan, pengelola rumah sakit, akademisi dan tokoh masyarakat sehingga upaya kita untuk menurunkan prevalensi itu berjalan dengan baik," ujar Dyah Erti," katanya.
Pewarta: M Ifdhal
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019