Alasan The Adams "hilang" selama 13 tahun

6 Maret 2019 22:50 WIB
Alasan The Adams "hilang" selama 13 tahun
The Adams saat peluncuran album "Agterplaas" di Jakarta, Rabu (6/3/2019) (ANTARA News/ Maria Cicilia Galuh)
13 tahun absen dari industri musik bukanlah waktu yang sebentar. The Adams mengaku jika selama ini mereka memang terlalu santai untuk membuat album.

Band yang terdiri dari Ario Hendarwan (vokal, gitar), Saleh Husein (vokal, gitar), Gigih Suryoprayogo (vokal, drum) dan Pandu Fathoni (vokal, bass) ini mengatakan bahwa mereka sebenarnya tidak benar-benar hilang dari panggung musik. Sesekali The Adams masih suka tampil di sebuah acara.

"Sebenarnya sih waktu kita cukup santai, semua kita kerjain sendiri. Kita cukup lama menghilang juga, manggung juga cuma setahun sekali. Tapi sebenarnya kita juga ada rencana bikin-bikin album dari 2009," kata Saleh dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.

Para personel The Adams memang tidak semuanya murni terjun di dunia musik. Di antara mereka pun ada yang bekerja dibidang lain. Hal tersebutlah yang menjadi salah satu kendala untuk berkumpul.

Namun, band yang mempopulerkan lagu "Konservatif" ini sadar sudah cukup lama hilang. Akhirnya mereka pun bertekad harus membuat album dengan serius.

"Gue pikir energinya kita emang lagi ke situ. Ya sudah kita bikin album saja deh. Keinginan bikin album baru itu ada dari 2009 tapi ya terus hilang begitu saja. Sampai akhirnya kita kayak ada reminder-nya bahwa kita sudah hilang cukup lama, sampai ada yang nanya The Adams itu masih ada apa enggak," jelas Ario.

Album ketiga The Adams yang berjudul "Agterplaas" bisa dibilang sebagai bukti bahwa mereka masih eksis. The Adams pun banyak bereksperimen dalam musik yang dimainkan.

"Kita bikin aja sih, enggak ada ekspektasi apa-apa. Ini jadi kayak pecah telor juga sih. Kita pakai demo yang dari 2009 juga tapi cuma beberapa aja. Kelemahan ngerjain semuanya sendiri itu, waktunya jadi enggak berbatas. Jadi cost yang paling mahal adalah di makan dan waktu," ujar Ario.

 

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019