Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi Selasa (6/3) sore, namun longsor yang disertai pergerakan tanah tersebut membuat 6 kepala keluarga mengungsi ke tempat yang nilai aman.
Kasi Trantib Kecamatan Cidaun, Eli Suardi saat dihubungi Kamis, mengatakan saat ini enam kepala keluarga yang terdiri dari 13 jiwa, mengungsi ke rumah sanak saudaranya yang jauh dari lokasi.
"Pergerakan tanah hingga saat ini, masih terjadi. Sehingga kami mengimbau warga untuk tetap bertahan di pengungsian untuk menghindari hal yang tidak diinginkan," katanya.
Pihaknya telah berkordinasi dengan BPBD Cianjur, untuk segera mengirimkan bantuan logistik maupun pakaian karena saat mengungsi warga hanya membawa barang dan pakaian seadanya.
Sementara saksi mata warga sekitar, menuturkan hujan deras disertai angin kencang menyebabkan terjadinya longsor dan pergerakan tanah tebing setinggi 20 meter yang terletak di belakang perkampungan.
Menjelang malam tanah tebing longsor, sehingga menutupi 5 hektare area pesawahan dan rumah milik Saripudin (50). Beruntung saat kejadian pemilik rumah dan anggota keluarganya, sudah mengungsi.
"Sempat terdengar suara gemuruh yang cukup kencang dan kami melihat tanah tebing bergerak, sehingga kami mengimbau warga lain untuk mengungsi," kata Ocim (52) saksi mata.
"Saat ini yang sangat dibutuhkan bahan makanan dan pakaian," katanya.
Anggota Relawan BPBD Cidaun, Sandi Guntara (20) mengatakan, pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut ke BPBD Cianjur dan masih melakukan pendataan terkait kerusakan akibat longsor dan pergerakan tanah itu.
Baca juga: Belasan rumah di Cianjur terancam longsor akibat pergerakan tanah
Baca juga: Rumah rusak akibat pergerakan tanah di Cianjur
Baca juga: BPBD Cianjur terus lakukan pendataan dampak pengerakan tanah
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019