• Beranda
  • Berita
  • Kapendam Cenderawasih: TNI diserang dengan kekuatan tidak berimbang

Kapendam Cenderawasih: TNI diserang dengan kekuatan tidak berimbang

7 Maret 2019 20:13 WIB
Kapendam Cenderawasih: TNI diserang dengan kekuatan tidak berimbang
Anggota TNI korban penembakan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Mapenduma, Kabupaten Nduga, Pratu Laode Madjid dievakuasi ke RSUD Mimika, Papua, Jumat (1/2/2019). Pratu Laode mengalami luka pada bagian bahu kanan dan tangan kiri saat kontak senjata dengan KKSB yang diduga pimpinan Egianus Kogoya di Mapenduma, Kamis (31/1/2019). (ANTARA FOTO/Jeremias Rahadat)
Jakarta (ANTARA) - Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan, pasukan TNI diserang di Kabupaten Nduga, Papua oleh pihak KKSB pimpinan Egianus Kogoya di Distrik Mugi Kabupaten Nduga pada Kamis pagi sekitar pukul 08.00 WIT dengan kekuatan tidak berimbang. 

"Pasukan TNI yang berjumlah 25 orang tiba-tiba mendapatkan serangan mendadak oleh sekitar 50-70 orang KKSB bersenjata campuran, baik senjata standar militer maupun senjata tradisional seperti panah dan tombak," kata Kapendam Cenderawasih ketika dikonfirmasi dari Jakarta, Kamis malam. 

Menurut dia, pasukan TNI yang tergabung dalam Satgas Penegakan Hukum (Satgas Gakkum) itu sedang melaksanakan pengamanan dalam rangka proses pergeseran pasukan TNI yang akan melaksanakan pengamanan dan pembangunan infrastruktur Trans Papua Wamena- Mumugu.

Pasukan berusaha melakukan perlawanan sehingga berhasil menguasai keadaan, dan berhasil memukul mundur kelompok KKSB sampai menghilang ke dalam hutan belantara.

Akibat serangan tersebut, kata Aidi, tiga orang prajurit gugur sebagai, yakni Serda Mirwariyadin asal NTB, Serda Yusdin asal Palopo, Sulsel, dan Serda Siswanto Bayu Aji asal Grobokan, Jateng.

Prajurit TNI berhasil merampas lima pucuk senjata milik KKSB (jenis masih dalam penyelidikan), ditemukan satu orang mayat (identitas dalam penyelidikan), dan diperkirakan setidaknya 7-10 orang anggota KKSB juga tewas, tetapi mayatnya berhasil dibawa kabur oleh teman-temannya.
 

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2019