Tanah longsor di Mamasa, 2 kecamatan terisolir

8 Maret 2019 15:08 WIB
Tanah longsor di Mamasa, 2 kecamatan terisolir
Ilustrasi - Sejumlah warga menyaksikan sisa-sisa longsor dan banjir bandang di Desa Batanguru Timur, Kecamatan Sumarorong, Mamasa, Sulawesi Barat, Sabtu (10/11). (FOTO ANTARA/Faisal Hanafi)

Kami sudah membuka posko di Desa Batanguru untuk membantu warga terdampak banjir

Dua kecamatan di Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat terisolasi akibat tanah longsor yang memutus akses jalan menuju daerah itu.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mamasa Daud Sattu dihubungi dari Mamuju, Jumat sore, membenarkan terputusnya akses jalan di dua kecamatan akibat longsor, yakni Kecamatan Pana dan Losu sehingga terisolasi.

"Terisolir akibat akses jalan menuju kawasan itu terputus," kata dia,

Warga di dua kecamatan itu lanjutnya, saat ini mendesak agar akses jalan terputus tersebut segera dibuka.

Sementara itu, banjir akibat hujan deras yang melanda kawasan itu juga menyebabkan satu desa, yakni Desa Batanguru Kecamatan Sumarorong terisolasi.

Di kawasan itu, kata Daud Sattu, tercatat 14 rumah warga rusak akibat diterjang banjir.

Banjir itu, kata dia, menyebabkan 60 jiwa atau 26 kepala keluarga, sejak Kamis (7/3) mengungsi ke rumah keluarga mereka.

"Banjir yang terjadi di Desa Batanguru, Kecamatan Sumarorong menyebabkan delapan rumah warga rusak berat dan enam rumah rusak ringan. Tidak ada warga yang jadi korban tetapi sedikitnya ada 26 kepala keluarga atau sekitar 60 jiwa yang mengungsi. Mereka mengungsi di rumah kerabat mereka sekitar kawasan itu juga," katanya.

Saat ini, Desa Batanguru masih terisolasi, namun masih terus dilakukan upaya untuk membuka akses jalan yang terputus akibat longsor dari kecamatan ke desa Batanguru.

BPBD Mamasa telah membangun posko untuk membantu korban banjir di Desa Batanguru.

"Kami sudah membuka posko di Desa Batanguru untuk membantu warga terdampak banjir. Saat ini juga, tim kami masih terus melakukan pendataan untuk memastikan jumlah warga dan rumah terdampak banjir," kata Daud Sattu.
 

Pewarta: Amirullah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019