Perusahaan minyak nasional Malaysia, Petronas mengumumkan pada Jumat bahwa laba kelompok usahanya setelah pajak naik 22 persen menjadi 55,3 miliar ringgit atau 13,52 miliar dolar AS pada 2018, yang didukung pendapatan lebih tinggi dan write-back penurunan nilai aset-aset.Harga minyak diperkirakan akan tetap fluktuatif pada tahun 2019, dan ketidakpastian di berbagai bidang akan berdampak signifikan pada harga
Kelompok itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pendapatannya tahun lalu meningkat 12 persen menjadi 251 miliar ringgit dibandingkan dengan 223,6 miliar ringgit setahun lalu, terutama karena rata-rata harga realisasi yang lebih tinggi untuk semua produk utama.
Namun demikian, dikutip dari Xinhua, peningkatan labanya sebagian diimbangi oleh pengaruh penguatan ringgit Malaysia terhadap nilai tukar dolar AS, ditambah dengan dampak volume penjualan yang lebih rendah, terutama untuk gas alam cair.
Karena biaya produk yang lebih tinggi, depresiasi dan amortisasi serta hasil minyak bumi, laba bersih grup turun 21,3 persen tahun-ke-tahun menjadi 14,3 miliar ringgit pada kuartal keempat tahun lalu.
Pendapatannya untuk kuartal keempat naik 13 persen tahun-ke-tahun menjadi 69,9 miliar ringgit, terutama karena dampak dari rata-rata realisasi harga yang lebih tinggi untuk semua produk utama. Namun, ini sebagian diimbangi oleh dampak volume penjualan yang lebih rendah, terutama untuk gas alam cair.
Ke depan, grup ini percaya industri minyak dan gas akan terus beroperasi dalam lingkungan yang menantang yang timbul dari ketidakpastian pasar dan risiko-risiko geopolitik.
"Harga minyak diperkirakan akan tetap fluktuatif pada tahun 2019, dan ketidakpastian di berbagai bidang akan berdampak signifikan pada harga," kata Presiden dan Kepala Eksekutif kelompok itu, Wan Zulkiflee Wan Ariffin.
Rencana grup tahun ini akan didasarkan pada harga minyak 66 dolar AS per barel.
Baca juga: Pertamina kerja sama pengembangan bisnis dengan Petronas
Baca juga: Petronas-Aramco capai kesepakatan investasi kilang minyak
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019