Direktur Utama Badan Amil Zakat Nasional Arifin Purwakananta mengatakan bahwa Baznaz di provinsi, kabupaten dan kota memiliki tantangan berupa keterbatasan SDM dalam menyosialisasikan zakat kepada masyarakat.Tantangan penghimpunan zakat Baznas daerah, yakni kurangnya tenaga-tenaga terampil untuk mengkampanyekan masyarakat tentang Baznas
"Tantangan penghimpunan zakat Baznas daerah, yakni kurangnya tenaga-tenaga terampil untuk mengkampanyekan masyarakat tentang Baznas," kata Arifin di Solo, Jawa Tengah, Jumat.
Padahal sosialisasi zakat penting sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan jumlah dana penghimpunan zakat.
Baznas pusat pun melakukan strategi dengan membuka dua badan pengembangan SDM yakni Lemdiklat Baznas dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Baznas.
"Lemdiklat untuk pengembangan kapasitas. LSP untuk memberikan sertifikasi bagi mereka yang sudah memiliki kompetensi," katanya.
Tak hanya itu, Baznas pusat pun membantu Baznas daerah dengan mengadakan sejumlah pelatihan bagi para SDM Baznas daerah.
Selain itu hambatan lainnya, pengelolaan zakat di Baznas daerah yang masih dilakukan secara manual.
"Belum berbasis teknologi sehingga pengoperasian masih dilakukan secara manual," katanya.
Oleh karena itu salah satu resolusi dalam Rakornas Baznas 2019 adalah penguatan sumber daya manusia dan meningkatkan Sistem Informasi Baznas (Simba).
"Dalam rakornas, salah satu fokusnya penguatan SDM dengan meyuplai tenaga-tenaga muda ke Baznas provinsi, kabupaten/ kota. Meningkatkan IT Simba sehingga mereka lebih mudah dan cepat dalam mengelola zakat di daerah," katanya.
Baca juga: Baznas: Aturan zakat pengurang pajak tergantung proses politik
Baca juga: Baznas dan lembaga amil zakat diminta fokus garap pangsa ritel zakat
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019