"Saat ini Pertamina baru melakukan uji coba untuk pengadaan mini SPBU. B9aru ada di Tasik Malaya, Suka Bumi,dan Garut. Dan kami akan mendorong agar Kalbar bisa menjadi percontohan untuk pembuatan mini SPBU," kata Ketua BPH Migas M Fansrullah Asa di Pontianak, Minggu.
Menurutnya, Kalbar sangat memungkinkan untuk menjadi percontohan SPBU mini, mengingat kondisi geograsfis yang cukup sulit dan beberapa daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.
"Hal ini tentu menyulitkan Pertamina untuk menyalurkan BBM, sehingga perlu dibentuk sub penyalur dan mini SPBU," tuturnya.
Dia menjelaskan, distribusi BBM ini merupakan amanah UU yang ditugaskan kepada Pertamina agar bisa menyalurkan BBM kepada masyarakat dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Terlebih Dirut Pertamina juga sudah berjanji akan membentuk sub penyalur untuk disetiap desa.
"Untuk regulasinya pembentukan subpenyalur ini memang harus disusun dengan baik, dengan konsumen tertutup. Dalam artian, setiap pembeli harus bisa menunjukkan KTP atau surat keterangan yang dibuat nantinya, karena kalau ini dijual secara terbuka, jelas penyaluran BBM subsidi tidak bisa tepat sasaran," tuturnya.
Fransrullah menambahkan, pemerintah saat ini baru mampu membuat BBM dengan satu harga di 170 lokasi untuk wilayah terpencil Indonesia sehingga masih ribuan yang harus dibangun.
Sementara itu untuk membangun SPBU, katanya, jelas membutuhkan investasi yang besar, sehingga akan sulit dilakukan. Satu-satunya jalan adalah dengan membangun SPBU mini dan memperbanyak sub penyalur di daerah, agar distribusi BBM ini bisa merata dan harganya bisa sama.
"Jika nantinya sub penyalur ini sudah siap, penerapan BBM satu harga baru bisa dilakukan," katanya.
(KR-RDO)
Pewarta : Rendra Oxtora
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019