Kementerian perdagangan menekankan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) merupakan forum yang bermanfaat dalam mendorong kepentingan Indonesia.
“Pembahasan di APEC semakin maju dan berkembang seiring dengan dinamika global yang tidak hanya ditantang untuk mampu mewujudkan perdagangan bebas di kawasan, namun bagaimana instrumen tersebut dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat,” kata Plt Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional Kemendag Deny W Kurnia lewat keterangannya di Jakarta, Minggu.
Isu seperti pemberdayaan perempuan dan pembangunan berkelanjutan adalah wujud keberpihakan APEC pada isu-isu inklusif.
Dengan kata lain, lanjut Deny, APEC menginginkan lebih banyak pihak yang menikmati keuntungan dari liberalisasi perdagangan.
Kepentingan tersebut antara lain dalam perdagangan yang mengembangkan kerja sama UMKM, mengentaskan kemiskinan, dan memanfaatkan ekonomi digital.
Hal ini disampaikan Deny yang sekaligus sebagai Ketua delegasi Indonesia pada sidang Komite Perdagangan dan Investasi (CTI) di forum APEC tanggal 3-4 Maret 2019, di Santiago, Chile.
Di bawah keketuaan Chile, terdapat empat prioritas APEC tahun ini, yaitu: Masyarakat Digital; Integrasi 4.0; Perempuan, UMKM, dan Pertumbuhan Inklusif; dan Pertumbuhan Berkelanjutan.
"Partisipasi Indonesia dalam CTI yaitu untuk membahas keempat prioritas tersebut, termasuk yang terkait dengan kepentingan Indonesia," jelas Deny.
APEC terus menjadi forum yang diperhitungkan dunia sampai saat ini. Merujuk data APEC at Glance, kawasan APEC kini menguasai 60 persen GDP dunia atau senilai 48 triliun dolar AS.
Saat ini, APEC masih terus berupaya meningkatkan pertukaran ide dan peningkatan kapasitas agar gap antara ekonomi maju dan berkembang dapat dikurangi secara bertahap.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019