Presiden Jokowi mengungkapkan, terowongan air sepanjang 230 meter ini sudah direncanakan sejak lama.
Nantinya, proyek terowongan senilai Rp352.917.998.000 ini akan menjadi salah satu solusi mengurangi genangan air di daerah Dayeuhkolot, Baleendah dan Andir ketika musim hujan.
"Perencanaan (pembangunan terowongan) sih sudah sejak lama ya, sudah lama sekali," katanya, usai peninjauan. "Perencanaan sebesar ini kan sudah dijelaskan, fungsinya untuk masyarakat banyak," tambahnya.
Terowongan air ini memiliki diameter 2x8 meter dan panjang 2 x 230 meter, dengan jarak antar terowongan sepanjang 10 meter.
Sedangkan panjang bangunan inlet sebesar 28 meter dan panjang bangunan outlet sebesar 100 meter, dengan tipe pintu air 2 slice gate (tinggi 2,6 meter dan panjang 8 meter). Spesifikasi tersebut memungkinkan terowongan ini memiliki debit maksimum 700 meter kubik per detik.
Nantinya, terowongan ini mampu meningkatkan kapasitas sungai Citarum (di Nanjung) yang semula 570 meter kubik per detik menjadi 643 meter kubik per detik.
Terowongan ini juga mempercepat aliran sungai Citarum, sehingga menyebabkan lama genangan dan luas genangan di daerah Dayeuhkolot, Baleendah, Andir dan sekitarnya menjadi berkurang.
Selain itu, jika digabungkan dengan normalisasi upstream Citarum, embung Gedebage, kolam retensi Cieunteung dan floodway Cisangkuy, peningkatan kapasitas sungai Citarum akan mengurangi luas genangan seluas 700 hektare dari semula 3.461 hektare menjadi 2.761 hektare.
Dengan demikian, ada sekitar 14.000 kepala keluarga di Kabupaten Bandung yang dapat terbebas dari banjir.***1***
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019