Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebut bahwa rencana pengurangan sampah yang bertujuan mengurangi 70 persen sampah plastik di Indonesia pada tahun 2025, dipuji berbagai pihak di tingkat global.Ini merupakan bentuk pengakuan dunia kepada Indonesia
"(Kemitraan rencana aksi nasional mengurangi sampah plastik atau NPAP) Ini merupakan bentuk pengakuan dunia kepada Indonesia," kata Luhut Pandjaitan dalam konferensi pers yang digelar seusai peluncuran "National Plastic Action Partnership/NPAP) di Jakarta, Senin.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Indonesia melalui Kemenko Bidang Kemaritiman, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan lembaga Kemitraan Aksi Plastik Global (GPAP) yang terdiri dari kalangan bisnis, kelompok masyarakat sipil, dan pemangku kepentingan lokal, menanggulangi pencemaran plastik.
Hal tersebut merupakan upaya terbaru dalam rencana aksi nasional Indonesia yang ambisius untuk mengurangi sampah plastik di lautan hingga 70 persen, mengurangi limbah padat hingga 30 persen, dan mengelola 70 persen limbah padat pada tahun 2025.
Menko Kemaritiman mengakui bahwa target tersebut merupakan hal yang dapat dinilai ambisius tetapi dengan kerja keras serta rencana aksi yang telah dipaparkan dan bersinergi dengan berbagai pihak, tujuan itu optimistis dapat tercapai.
Luhut juga mengemukakan pemerintah baik di tingkat provinsi hingga tingkat kabupaten/kota juga telah memperoleh paparan dan penjelasan mengenai rencana aksi tersebut sehingga mereka juga telah memahaminya.
Ia juga telah mengemukakan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengenai pentingnya pengurangan sampah ini juga menjadi elemen penting di dalam kurikulum pendidikan dasar seperti dari tingkat TK atau SD.
Luhut menegaskan bahwa jajaran pemerintah secara konsisten berada di garda terdepan dalam memerangi limbah plastik. "Jika rencana ini dapat terlaksana, maka anak dan cucu kita dapat menikmati air yang segar, bebas dari pencemaran plastik, di seluruh Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, Dirjen Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati mengingatkan bahwa kejadian viralnya sampah plastik yang ada di Indonesia beberapa waktu lalu merupakan hal yang tidak mengenakkan sehingga pihaknya sangat serius dalam mengurangi sampah.
Rosa Vivien Ratnawati menyatakan sampah bukan hanya sesuatu yang dibuang, tetapi juga dapat memiliki nilai-nilai ekonomis, sehingga pihaknya juga menggandeng organisasi seperti Forum Ekonomi Dunia (WEF).
Sedangkan Head of Center for Global Public Goods WEF Dominic Waughray menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara pertama yang mengambil langkah menerapkan rencana nasional di bawah GPAP.
Dengan rencana yang dinilai ambisius ini, Dominic menyambut baik rencana pemerintah Indonesia yang akan mengurangi 70 persen sampah plastik pada 2025, dan diharapkan langkah tersebut juga dapat dicontoh oleh negara-negara lainnya di dunia.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019