• Beranda
  • Berita
  • SDF dukungan AS serang wilayah kantong terakhir ISIS

SDF dukungan AS serang wilayah kantong terakhir ISIS

11 Maret 2019 15:35 WIB
SDF dukungan AS serang wilayah kantong terakhir ISIS
Dokumen foto pasukan Demokratik Suriah (SDF) dukungan Amerika Serikat, yang terdiri dari petempur Kurdi dan Arab. (Reuters)
Baghouz, Suriah (ANTARA) - Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dukungan Amerika Serikat, Minggu (10/3), menyerang wilayah kantong ISIS terakhir di Suriah timur guna memusnahkan jejak terakhir kekhalifahan hasil deklarasinya sendiri, yang pernah mencakup sepertiga Irak dan Suriah.

Meski wilayah kantong Baghouz menjadi bagian terakhir kawasan berpenduduk yang dikuasai ISIS, kelompok tersebut masih dianggap sebagai ancaman keamanan besar lantaran berada wilayah terpencil di tempat lain dan mungkin meluncurkan serangan gerilya.

SDF, yang dipelopori milisi YPG Kurdi, bergerak menuju wilayah kantong selama beberapa pekan, namun beberapa kali menahan diri untuk memungkinkan evakuasi warga sipil, yang kebanyakan terdiri dari istri dan anak-anak para anggota kelompok ISIS.

Kepala kantor media SDF Mustafa Bali mengatakan tidak ada lagi warga sipil yang keluar dari wilayah kantong di perbatasan Irak sejak Sabtu. Pihaknya juga tidak mengawasi lagi warga sipil di area tersebut. Dengan pertimbangan itulah, SDF meluncurkan serangan.

"Operasi militer dimulai. Pasukan kami kini sedang bertempur dengan pelaku teror. Serangan dimulai," kata dia.

Dalam beberapa bulan terakhir, sudah puluhan ribu orang keluar dari wilayah rahasia yang dikuasai ISIS.

Bali menuturkan bahwa lebih dari 4.000 milisi menyerahkan diri kepada SDF selama sebulan terakhir.

Sebelumnya pada Minggu, koresponden Reuters menyaksikan pasukan SDF memasuki wilayah Baghouz setelah kelompok ISIS mundur dari wilayah tersebut. Mereka mengumpulkan sejumlah amunisi dan senjata yang ditinggalkan oleh ekstremis.

Baca juga: Israel, Rusia akan amankan penarikan pasukan asing dari Suriah


Sumber: Reuters
Penyunting: Asri Mayang Sari

Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019