Ini merupakan salah satu solusi dalam mengatasi kekurangan guru yang ada di daerah 3T. Banyak sekolah di daerah 3T yang kekurangan guru,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meminta para prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) terutama di perbatasan untuk melakukan pemetaan pendidikan di daerah terluar, tertinggal dan terdepan (3T) itu.
"Selama ini kita tidak punya data pendidikan di daerah 3T. Kebetulan prajurit TNI ini selama sembilan bulan bertugas di sana. Sehingga begitu kembali bisa memberikan masukan kepada kami," Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Supriano saat membuka bimbingan teknis penguatan kompetensi pembelajaran kepada prajurit TNI di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin.
Dia menambahkan para prajurit bisa memberikan masukan berapa banyak sekolah yang dapat dibutuhkan dan berapa banyak guru yang diperlukan.
"Dulu kita ada Guru Garis Depan (GGD). Tapi sekarang kita ada UU Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mana harus melalui tes dan sekarang juga perekrutan Pegawai Pemerintah dan Perjanjian Kerja (PPPK)," tambah dia.
Kemendikbud melibatkan sejumlah tentara yang bertugas di daerah 3T untuk membantu mengajar siswa di sejumlah sekolah yang kekurangan guru.
"Ini merupakan salah satu solusi dalam mengatasi kekurangan guru yang ada di daerah 3T. Banyak sekolah di daerah 3T yang kekurangan guru," jelas dia.
Kerja sama antara Kemendikbud dan TNI tersebut diantaranya penguatan kompetensi dalam penguatan kompetensi dalam proses pembelajaran di kelas kepada personel TNI AD pada satuan pendidikan di daerah 3T, program penguatan pendidikan karakter bagi peserta didik, pemantauan dan evaluasi.
Dalam kesempatan itu, Kemendikbud juga memberikan bimbingan teknis kepada 900 personil, yang terdiri dari 450 orang TNI AD dari Batalyon 600 Raider Balikpapan yang akan bertugas di Nunukan dan 450 orang TNI AD dari Batalyon 303 Raider Garut yang akan bertugas di Malinau.
Para personil TNI AD tersebut akan dibekali lima kemampuan, yakni penguatan karakter, bela negara, baca, tulis, hitung (calistung), kecakapan hidup dan kepanduan.
"Jadi jangan sampai nanti di daerah terpencil tidak tersedia guru dan anak-anak tidak mendapat pelayanan pendidikan, karena pendidikan sangat penting bagi anak," harap dia.
Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat Mayjen Bakti Agus Fadjari mengatakan mengatakan selama ini para prajurit mengisi kekurangan guru di daerah 3T namun belum mendapatkan pelatihan bagaimana mengajar yang menyenangkan.
"Dengan bimbingan teknis ini, kami berharap kompetensi para prajurit dalam mengajar akan semakin meningkat," kata Bakti.
Bakti juga berharap agar para prajurit dapat menyalurkan Ilmu yang didapatnya kepada anak-anak di daerah perbatasan.
Baca juga: Pasukan TNI penjaga perbatasan di Papua mengajar di sekolah perbatasan
Baca juga: Personel TNI di perbatasan jadi guru bantu
Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019