Murid SD korban banjir terancam tidak ujian

11 Maret 2019 19:46 WIB
Murid SD korban banjir terancam tidak ujian
Sejumlah warga pengungsi korban banjir mengantre untuk mendapatkan air bersih di Kelurahan Bebanga, Kec. Kalukku, Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (4/3/2019). Korban banjir tersebut mengeluhkan kurangnya pasokan air bersih serta kebutuhan MCK akibat rumah mereka masih tertimbun lumpur dengan ketinggian 1,5 m - 2 m. ANTARA FOTO/Akbar Tado/aww. (ANTARA FOTO/AKBAR TADO)

Sudah lebih satu minggu, pascabanjir bandang yang terjadi pada Kamis (28/2) lalu, aktivitas belajar mengajar di SD Sama terhenti. Apalagi sampai sekarang, kami bersama orang tua murid masih mengungsi karena takut kembali ke Lingkungan Sama

Puluhan murid Sekolah Dasar (SD) terancam tidak bisa mengikuti ujian akibat mereka masih ikut mengungsi bersama orang tua mereka.

Guru SD Sama Suardi, ditemui di lokasi pengungsian di Dusun Gentungan, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Senin sore mengatakan, ada 63 anak didiknya saat ini berada di tenda pengungsian karena ikut orang tuanya.

"Sudah lebih satu minggu, pascabanjir bandang yang terjadi pada Kamis (28/2) lalu, aktivitas belajar mengajar di SD Sama terhenti. Apalagi sampai sekarang, kami bersama orang tua murid masih mengungsi karena takut kembali ke Lingkungan Sama," terang Suardi.

Bahkan, kata dia, ada sembilan murid kelas enam yang seharusnya akan mengikuti ujian akhir sekolah pada bulan depan (April), juga tengah berada di pengungsian dan tidak bisa mengikuti aktivitas belajar.

Ia menyatakan, walaupun SD Sama tidak mengalami kerusakan berarti saat banjir bandang menerjang kawasan itu, namun karena seluruh warga di kawasan itu mengungsi, termasuk para guru dan murid, sehingga aktivitas belajar di sekolah tersebut tidak bisa dilaksanakan.

"Jadi, aktivitas belajar mengajar bisa dikatakan lumpuh karena guru dan seluruh murid semuanya mengungsi. Hanya pagar yang rusak sementara ruang kelas tidak terlalu terdampak saat terjadinya banjir bandang itu," tutur Suardi.

Ia berharap pemerintah setempat khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten Mamuju dapat mencarikan tempat atau sekolah terdekat agar para murid SD Sama bisa melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

"Kami berharap ada tempat sementara bagi anak didik kami sebab ini sudah masa-masa ujian. Kami juga berharap agar pemerintah mengupayakan alat penerangan di tenda pengungsian agar walaupun mengungsi anak-anak tetap bisa belajar," harap Suardi.

Sebanyak 59 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 273 jiwa yang didominasi anak-anak dan perempuan mengungsi dari rumah-rumah mereka di Lingkungan Sama karena khawatir akan terjadi longsor, pascabanjir bandang menerjang kawasan itu, pada Kamis (28/2).

Pada saat banjir bandang tersebut sebanyak lima rumah warga Kampung Sama hilang terseret air.

Kemudian, pascabanjir bandang tersebut, warga kembali panik setelah adanya retakan di kawasan perbukitan yang mengelilingi Kampung Sama.

Akhirnya, pada Kamis (7/3) warga Lingkungan Sama mengungsi di Kantor Lurah Bebanga Kecamatan Kalukku selama tiga hari namun setelah masa tanggap darurat berakhir pada Minggu (10/3) warga akhirnya mencari tempat pengungsian sendiri setelah menolak dipulangkan ke rumahnya masing-masing.

Pewarta: Amirullah
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019