"Kami targetkan semua fasilitas, sarana dan prasarana penunjang baik untuk perikanan budi daya, perikanan tangkap dan pengolahan bisa operasional tahun ini," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto, dalam siaran pers, Selasa.
Dengan demikian, lanjutnya, maka siklus bisnis perikanan di SKPT itu juga bisa mulai berjalan dan menjadi awal dari bagaimana semua potensi kelautan dan perikanan di Rote memberikan "multiplier effect" bagi pergerakan ekonomi.
Sejumlah fasilitas yang terdapat di SKPT Rote Ndao tersebut antara lain adalah Air Blast Freezer (ABF) kapasitas 3 ton sebanyak 2 unit dan Ice Flake Mechine (IFM) kapasitas 10 ton sebanyak 1 unit di Pelabuhan Perikanan Indonesia (PPI) Tulendale.
Slamet menambahkan bahwa Rote Ndao memiliki nilai strategis penting, yaitu pertama secara geografis merupakan wilayah terdepan NKRI, dan kedua secara ekonomi merupakan basis sumber daya kelautan dan perikanan, sehingga dua faktor inilah yang sejak awal KKP menjadikan Rote sebagai kawasan SKPT.
"Adanya ABF dan IFM akan terbentuk rantai dingin bagi bisnis perikanan khususnya hasil budidaya, sehingga dapat menjaga suhu agar produk perikanan tetap terjaga selama proses pengumpulan, pengolahan dan distribusi komoditas hingga tangan konsumen," ujar Slamet.
Menurut dia, pembangunan ABF dan IFM itu dilakukan karena kendala minimnya fasilitas, sarana dan prasarana penunjang.
Untuk perikanan tangkap misalnya, jumlah kapal yang minim, kemudian prasarana pabrik es, IFM dan lainnya belum ada, sehingga nilai tambah produk sangat minim.
"Oleh karenanya, kita bangun semua sarana prasarana yang dibutuhkan agar produktivitas dan nilai tambahnya naik signifikan dan nelayan bisa dapat penghasilan optimal," ucapnya.
KKP akan memfokuskan kebijakan SKPT di Kabupaten Rote Ndao berfokus pada pengembangan bisnis berbasis komoditas unggulan daerah.
Sebagaimana diketahui, perairan Rote Ndao merupakan wilayah yang masuk dalam WPP 573 dengan potensi perikanan tangkap bisa mencapai 3,19 juta ton per tahun. Begitupun dengan budi daya, sejak lama Rote terkenal dengan kawasan penghasil rumput laut dengan kualitas terbaik dengan produksi rata-rata rumput laut kering selama periode 2014 - 2018 sebesar 16.693,4 ton per tahun.
Tahun 2016, KKP telah memberikan dukungan kapal penangkap ikan ukuran 5 GT sebanyak 45 unit dan 10 GT sebanyak 10 unit, sedangkan tahun 2018 berupa kapal 3 GT sebanyak 30 unit.***1***
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2019